Efek rumah kaca itu apa sih ? Bagaimana bisa terjadi ?
Anda mungkin sering mendengar istilah green house atau rumah kaca.
Dalam dunia pertanian, rumah kaca berperan penting dalam meningkatkan produktifitas.
Hal ini karena rumah kaca mampu memperangkap radiasi matahari, sehingga suhu didalam rumah kaca selalu lebih tinggi daripada suhu diluar rumah kaca.
Oleh sebab itu, rumah kaca sering ditemukan pada daerah subtropis atau kalau di Indonesia, rumah kaca bisa anda temui didaerah pegunungan.
Tapi tahukah anda, kondisi didalam rumah kaca ternyata bisa terjadi secara global di bumi kita. Kejadian ini kita kenal dengan efek rumah kaca.
Lalu, bagaimana efek rumah kaca berlangsung dan apa penyebabnya ?
Kembali ke rumah kaca, rumah kaca mampu memperangkap radiasi matahari karena dinding dan atap rumah terbuat dari kaca atau plastik UV.
Material kaca ini, ternyata mampu memantulkan radiasi infra merah yang berasal dari permukaan bumi saat terkena radiasi matahari.
Jadi, saat matahari terik sinar matahari akan masuk kedalam rumah kaca, dan mengenai lantai rumah kaca yang merupakan permukaan tanah.
Sebagian energi matahari yang sampai di tanah, dipantulkan kembali dalam bentuk inframerah ke luar angkasa.
Tapi karena ada penghalang berupa kaca, pantulan inframerah tidak bisa keluar dari rumah kaca malah dipantulkan kembali ke tanah.
Jadi, karena pantulan inframerah ini terjebak didalam rumah kaca maka suhu didalam rumah kaca naik.
Lalu bagaimana dengan bumi, bumi kan nggak beratapkan kaca ?
Betul sekali, tapi material yang bisa menghalangi pantulan infra merah ternyata bukan cuma kaca.
Ada beberapa gas yang mirip seperti kaca yang mampu menghalangi pantulan inframerah ini.
Menurut PBB, ada 6 gas yang bisa menghalangi pantulan inframerah, yaitu :
Karbondioksida
Nitrogen oksida
Metana
Sulfurheksaflorida (sf6)
Perflorokarbon (PFCs)
Hidroflorokarbon (HFCs)
Jadi keenam gas itulah yang menjadi atap kaca bagi bumi kita.
Sehingga meskipun tidak terlihat, efeknya sangat terasa.
Ini adalah diagram dari pancaran dan refleksi sinar matahari terhadap bumi.
Bisa anda lihat, sinar matahari yang masuk ke permukaan bumi hanya sekitar 60%.
Sisanya, dipantulkan kembali oleh atmosfer ke luar angkasa.
Dari 60% sinar matahari yang masuk kebumi, dipantulkan lagi dalam bentuk inframerah ke atmosfer.
Diatmosfer terdapat gas rumah kaca, sehingga sebagian besar pantulan inframerah dibalikin lagi ke bumi.
Dibumi, pantulan inframerah itu dibalikan lagi keatmosfer dan terus terjadi sampai radiasinya hilang.
Sehingga efek yang paling terasa adalah peningkatan suhu bumi karena sumber panas yang harusnya dilepaskan ke luar angkasa malah tertahan di dalam atmosfer.
Pertanyaannya, apakah efek rumah kaca ini terjadi secara alami atau karena ulah manusia ?
Kalau kita cek di wikipedia, efek rumah kaca sebenarnya fenomena alami.
Karena gas rumah kaca seperti karbondioksida, nitrogen oksida dan metana memang selalu ada di udara kita namun konsentrasinya berubah-ubah setiap waktu.
Sehingga secara alami, efek rumah kaca bisa besar atau kecil dampaknya.
Tapi, ada tiga gas lain yang mengandung flour. Gas-gas tersebut ternyata dihasilkan dari kegiatan industri. Ditambah lagi dengan asap kendaraan dan kebakaran hutan.
Membuat jumlah karbondioksida meningkat dan pohon yang menyerap karbondioksida berkurang.
Akibatnya, semakin hari suhu bumi diperkirakan semakin meningkat karena gas rumah kaca yang menyelimuti atmosfer semakin tebal.