Begini Proses Untuk Mendapatkan Minyak Dari Kelapa Sawit
Mungkin anda bertanya-tanya, bagaimana cara memperoleh minyak kelapa sawit dari buah kelapa sawit itu sendiri ?
Di artikel ini akan kita bahas dengan lengkap proses pengolahan awal buah kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit.
Minyak kelapa sawit atau CPO (crude palm oil) adalah sejenis lemak nabati yang diperoleh dari ekstrak buah kelapa sawit.
Sebenarnya minyak nabati itu tidak hanya diperoleh dari kelapa sawit, tetapi kandungan minyak pada kelapa sawit ini dinilai tinggi sehingga hasil ekstraksi lebih banyak daripada jenis tumbuhan lainnya.
Di Indonesia, industri perkebunan sawit sudah berkembang pesat hal itu dikarenakan produk olahan kelapa sawit sudah digunakan secara umum, salah satunya minyak goreng serta produk sampingannya berupa gliserin juga bermanfaat.
Selain digunakan sebagai bahan baku minyak goreng, CPO juga bisa diolah menjadi bahan bakar biodiesel.
Lalu bagaimana cara mengekstrak minyak yang terdapat didalam buah kelapa sawit ?
Secara sederhana, bisa dikatakan untuk memperoleh minyak kelapa sawit atau CPO kita hanya perlu memeras daging buah kelapa sawit. Hasil perasan buah kelapa sawit ini merupakan minyak kelapa sawit.
Namun, pada skala industri harus dilakukan beberapa proses supaya CPO yang dihasilkan memiliki mutu dan kualitas yang memenuhi standar.
1.Proses sterilisasi
Sterilisasi adalah tahap awal dari pengolahan buah kelapa sawit menjadi CPO, tahap ini memiliki beberapa kegunaan ;
Untuk merapuhkan buah kelapa sawit yang masih menempel pada tandan
Memudahkan pemisahan dengan biji
Mematikan enzim yang bisa menurunkan kualitas kelapa sawit
Mengurangi kadar air dalam buah kelapa sawit
Buah kelapa sawit, dipanen dalam tandan (seperti pisang). Dalam satu tandarn, terdapat ratusan buah kelapa sawit. Buah dalam tandan ini biasa disebut dengan TBS (tandan buah segar).
TBS yang baru dipetik dari pohon masih memiliki kandungan air tinggi serta memiliki kandungan enzim. Dalam kondisi ini, apabila langsung diesktrak tentu CPO yang dihasilkan lebih sedikit dan kualitasnya buruk.
Oleh sebab itu perlu dilakukan sterilisasi, proses ini dilakukan dengan metode perebusan menggunakan uap sekitar 90 menit.
Perebusan ini tidak dilakukan secara konstan, melainkan dilakukan dengan titik tekanan uap yang bertingkat.
Pada perebusan 1, tekanan uap mencapai sekitar 1.5 bar setelah itu uap dibuang sampai tekanan kembali normal.
Pada perebusan 2, tekanan uap mencapai 2 bar lalu uap dibuang sampai ke tekanan normal.
Pada perebusan 3, tekanan uap mencapai 3 bar dan ditahan sampai sekitar 50 menit untuk memaksimalkan proses perebusan.
Setelah proses perebusan selesai, TBS tersebut dimasukan ke tahap berikutnya.
2. Proses threshing
Threshing adalah proses untuk merontokan buah kelapa sawit dari tandan. Seperti yang dikatakan diawal, bahwa dalam satu tandan terdapat ratusan buah kelapa sawit sementara pada skala industri ada ribuan tandan dalam sekali panen.
Kalau pemisahan buah dengan tandan dilakukan secara manual maka sangat tidak efektif sehingga dilakukan dengan mesin threshing.
Keluar dari mesin threshing, buah kelapa sawit sudah tidak bergerombol lagi dan siap untuk proses ekstraksi.
3. Proses pressing
Tahap pressing adalah tahap utama dari ekstraksi kelapa sawit ini, pada proses ini terdapat dua proses yaitu pencacahan dan pemerasan.
a.tahap pencacahan didalam digester
Buah kelapa sawit yang sudah lunak, dimasukan dalam alat yang bernama digester. Digester ini mirip seperti penggiling yang mampu mencacah buah kelapa sawit menjadi ukuran lebih kecil. Tahap ini juga digunakan untuk memisahkan biji kelapa sawit yang terdapat pada tiap buah kelapa sawit.
b. tahap pemerasan didalam screw press
buah kelapa sawit yang sudah dicacah kemudian dimasukan kedalam alat bernama screw press untuk diperas. Dalam pemerasan ini, disempotkan air panas supaya cairan yang keluar dari pemerasan tidak terlalu kental sehingga tidak mengganggu kinerja alat press.
Hasil dari proses pemerasan ini ada dua yakni cairan ekstrak kelapa sawit, dan ampas yang terdiri dari sisa daging buah dan biji kelapa sawit.
Selanjutnya, ekstrak kelapa sawit diteruskan ke proses selanjutnya untuk pemurnian sementara ampasnya diolah kembali untuk menghasilkan produk lainnya.
4. Proses pemurnian
Ini adalah tahap akhir dalam proses pembuatan CPO, hasil ekstraksi kelapa sawit masih mengandung banyak kotoran seperti sisa daging buah, air dan lumpur. Agar produk CPO yang dihasilkan lebih murni dan memiliki mutu yang baik.
Ada beberapa tahap dalam proses pemurnian
a.tabung pengendapan
proses untuk mengendapkan kotoran padat dari ekstrak kelapa sawit didalam tabung, kotoran seperti lumpur yang lebih berat akan mengendap kedasar tabung sementara cairan dibagian atas disalurkan ke screen filtering.
b. vibrating screen
proses untuk menyaring kotoran padat yang tidak mengendap, alat ini menggunakan metode getaran untuk memaksimalkan penyaringan. Ada dua layer screen yang berukuran 30 mesh dan 40 mesh. Kotoran dari tabung pengendapan dan vibrating screen akan dikembalikan ke digester karena masih mengandung CPO.
c. crude oil tank
ini adalah tanki penampungan sementara, didalam tanki ini terdapat pemanas yang mampu memanaskan minyak sawit hingga 90-95 derajat celcius. Tujuan pemanasan ini adalah untuk mengurangi kadar air didalam minyak.
d. continous settling tank (CST)
CST adalah alat untuk mengendapkan lumpur berdasarkan berat jenisnya, saat pengendapan ini suhu dipertahankan sekitar 85 derajat celcius. Bagian atas adalah minyak yang lebih murni akan disalurkan ke tahap berikutnya sementara endapan lumpur akan diproses ke sludge tank karena masih mengandung minyak.
e. oil tank
ini adalah penampungan sementara minyak sawit dari CST, pada tanki ini suhu juga tetap dipertahankan mencapai 85 derajat celcius untuk mengurangi kadar air.
f. purifier
g. vacum dryer
Di artikel ini akan kita bahas dengan lengkap proses pengolahan awal buah kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit.
Minyak kelapa sawit atau CPO (crude palm oil) adalah sejenis lemak nabati yang diperoleh dari ekstrak buah kelapa sawit.
Sebenarnya minyak nabati itu tidak hanya diperoleh dari kelapa sawit, tetapi kandungan minyak pada kelapa sawit ini dinilai tinggi sehingga hasil ekstraksi lebih banyak daripada jenis tumbuhan lainnya.
Di Indonesia, industri perkebunan sawit sudah berkembang pesat hal itu dikarenakan produk olahan kelapa sawit sudah digunakan secara umum, salah satunya minyak goreng serta produk sampingannya berupa gliserin juga bermanfaat.
Selain digunakan sebagai bahan baku minyak goreng, CPO juga bisa diolah menjadi bahan bakar biodiesel.
Lalu bagaimana cara mengekstrak minyak yang terdapat didalam buah kelapa sawit ?
Secara sederhana, bisa dikatakan untuk memperoleh minyak kelapa sawit atau CPO kita hanya perlu memeras daging buah kelapa sawit. Hasil perasan buah kelapa sawit ini merupakan minyak kelapa sawit.
Namun, pada skala industri harus dilakukan beberapa proses supaya CPO yang dihasilkan memiliki mutu dan kualitas yang memenuhi standar.
1.Proses sterilisasi
Sterilisasi adalah tahap awal dari pengolahan buah kelapa sawit menjadi CPO, tahap ini memiliki beberapa kegunaan ;
Untuk merapuhkan buah kelapa sawit yang masih menempel pada tandan
Memudahkan pemisahan dengan biji
Mematikan enzim yang bisa menurunkan kualitas kelapa sawit
Mengurangi kadar air dalam buah kelapa sawit
Buah kelapa sawit, dipanen dalam tandan (seperti pisang). Dalam satu tandarn, terdapat ratusan buah kelapa sawit. Buah dalam tandan ini biasa disebut dengan TBS (tandan buah segar).
TBS yang baru dipetik dari pohon masih memiliki kandungan air tinggi serta memiliki kandungan enzim. Dalam kondisi ini, apabila langsung diesktrak tentu CPO yang dihasilkan lebih sedikit dan kualitasnya buruk.
Oleh sebab itu perlu dilakukan sterilisasi, proses ini dilakukan dengan metode perebusan menggunakan uap sekitar 90 menit.
Perebusan ini tidak dilakukan secara konstan, melainkan dilakukan dengan titik tekanan uap yang bertingkat.
Pada perebusan 1, tekanan uap mencapai sekitar 1.5 bar setelah itu uap dibuang sampai tekanan kembali normal.
Pada perebusan 2, tekanan uap mencapai 2 bar lalu uap dibuang sampai ke tekanan normal.
Pada perebusan 3, tekanan uap mencapai 3 bar dan ditahan sampai sekitar 50 menit untuk memaksimalkan proses perebusan.
Setelah proses perebusan selesai, TBS tersebut dimasukan ke tahap berikutnya.
2. Proses threshing
Threshing adalah proses untuk merontokan buah kelapa sawit dari tandan. Seperti yang dikatakan diawal, bahwa dalam satu tandan terdapat ratusan buah kelapa sawit sementara pada skala industri ada ribuan tandan dalam sekali panen.
Kalau pemisahan buah dengan tandan dilakukan secara manual maka sangat tidak efektif sehingga dilakukan dengan mesin threshing.
Keluar dari mesin threshing, buah kelapa sawit sudah tidak bergerombol lagi dan siap untuk proses ekstraksi.
3. Proses pressing
Tahap pressing adalah tahap utama dari ekstraksi kelapa sawit ini, pada proses ini terdapat dua proses yaitu pencacahan dan pemerasan.
a.tahap pencacahan didalam digester
Buah kelapa sawit yang sudah lunak, dimasukan dalam alat yang bernama digester. Digester ini mirip seperti penggiling yang mampu mencacah buah kelapa sawit menjadi ukuran lebih kecil. Tahap ini juga digunakan untuk memisahkan biji kelapa sawit yang terdapat pada tiap buah kelapa sawit.
b. tahap pemerasan didalam screw press
buah kelapa sawit yang sudah dicacah kemudian dimasukan kedalam alat bernama screw press untuk diperas. Dalam pemerasan ini, disempotkan air panas supaya cairan yang keluar dari pemerasan tidak terlalu kental sehingga tidak mengganggu kinerja alat press.
Hasil dari proses pemerasan ini ada dua yakni cairan ekstrak kelapa sawit, dan ampas yang terdiri dari sisa daging buah dan biji kelapa sawit.
Selanjutnya, ekstrak kelapa sawit diteruskan ke proses selanjutnya untuk pemurnian sementara ampasnya diolah kembali untuk menghasilkan produk lainnya.
4. Proses pemurnian
Ini adalah tahap akhir dalam proses pembuatan CPO, hasil ekstraksi kelapa sawit masih mengandung banyak kotoran seperti sisa daging buah, air dan lumpur. Agar produk CPO yang dihasilkan lebih murni dan memiliki mutu yang baik.
Ada beberapa tahap dalam proses pemurnian
a.tabung pengendapan
proses untuk mengendapkan kotoran padat dari ekstrak kelapa sawit didalam tabung, kotoran seperti lumpur yang lebih berat akan mengendap kedasar tabung sementara cairan dibagian atas disalurkan ke screen filtering.
b. vibrating screen
proses untuk menyaring kotoran padat yang tidak mengendap, alat ini menggunakan metode getaran untuk memaksimalkan penyaringan. Ada dua layer screen yang berukuran 30 mesh dan 40 mesh. Kotoran dari tabung pengendapan dan vibrating screen akan dikembalikan ke digester karena masih mengandung CPO.
c. crude oil tank
ini adalah tanki penampungan sementara, didalam tanki ini terdapat pemanas yang mampu memanaskan minyak sawit hingga 90-95 derajat celcius. Tujuan pemanasan ini adalah untuk mengurangi kadar air didalam minyak.
d. continous settling tank (CST)
CST adalah alat untuk mengendapkan lumpur berdasarkan berat jenisnya, saat pengendapan ini suhu dipertahankan sekitar 85 derajat celcius. Bagian atas adalah minyak yang lebih murni akan disalurkan ke tahap berikutnya sementara endapan lumpur akan diproses ke sludge tank karena masih mengandung minyak.
e. oil tank
ini adalah penampungan sementara minyak sawit dari CST, pada tanki ini suhu juga tetap dipertahankan mencapai 85 derajat celcius untuk mengurangi kadar air.
f. purifier
g. vacum dryer