Teknik Pengumpulan Data Observasi : Pengertian, Metode dan Contohnya

Observasi menjadi salah satu metode yang disukai peneliti dalam mengumpulkan data. Lantas, observasi itu seperti apa ? dan bagaimana cara melakukan observasi ? simak penjelasannya dibawah,

Dalam melakukan penelitian ilmiah, kita harus melakukan pengumpulan data terlebih dahulu. Untuk mengumpulkan data pada penelitian kualitatif, ada 5 teknik, anda bisa baca selengkapnya pada artikel berikut ; 5 Teknik Pengumpulan data pada penelitian kualitatif

Dari kelima teknik pengumpulan data, observasi menjadi teknik yang tidak boleh dilupakan. Pasalnya, observasi akan menentukan gambaran terkait obyek yang diteliti dan dapat membantu menentukan langkah berikutnya.

Pengertian Pengumpulan Data Observasi


Menurut Riduan, Observasi adalah teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

Sementara menurut Margono, observasi digunakan untuk melihat dan mengamati perubahan fenomena–fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan perubahan atas penilaian tersebut, bagi pelaksana observer untuk melihat obyek moment tertentu, sehingga mampu memisahkan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan.

Secara sederhana observasi adalah pengamatan langsung dilapangan.

Apa saja yang diamati ?

1. Space, yakni ruang/tempat/lokasi obyek yang diteliti
2. Actors, orang-orang yang terlibat.
3. Activity, aktifitas orang-orang yang terlibat.
4. Object, benda-benda yang masih berhubungan dengan apa yang diteliti
5. Act, tindakan-tindakan tertentu.
6. Event, kejadian atau peristiwa yang terjadi seputar apa yang diteliti.
7. Time, urutan waktu setiap kejadian.
8. Goal, tujuan orang-orang melakukan tindakan-tindakan (yang diamati).
9. Feel, emosi yang dirasakan oleh aktor.

Jadi, yang diamati saat melakukan observasi adalah semuanya yang bisa diamati tidak hanya oleh mata atau telinga tapi juga hati (feel).

Manfaat melakukan observasi salah satunya peneliti akan memahami konteks akan apa yang ditelitinya secara menyeluruh. Misal apabila akan meneliti sebuah perkara maka berkat observasi peneliti bisa memahami gambaran dari masalah tersebut dari apa perkaranya, siapa pelakunya, siapa korbannya, kapan dan dimana yang dibuktikan lewat gambar/tulisan.

Maka setelah memahami konteks akan apa yang ditelitinya, peneliti akan lebih mudah mendalaminya, peneliti tahu siapa yang harus di wawancara terlebih dahulu.

Contoh dan Jenis Observasi


Secara umum ada dua metode dalam observasi, yakni observasi partisipasi dan non-partisipasi.

1. Observasi Partisipasi



Observasi partisipasi adalah pengamatan yang dilakukan dimana peneliti/observer ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan kelompok yang diteliti. Partisipasi disini artinya peneliti ikut melakukan aktifitas/kegiatan yang sedang dilakukan kelompok yang diteliti.

Jadi meski sedang mengamati, peneliti tidak hanya menonton tapi juga ikut membaur.

Metode ini cocok untuk mengamati hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikis seperti kesan, pemaknaan, apa yang dirasakan. Namun, dinilai kurang obyektif. Pasalnya, ketika peneliti melakukan observasi partisipasi, orang yang diteliti atau partisipan umumnya mengetahui bahwa mereka sedang diteliti.

Sehingga akan ada reaksi dimana para partisipan bisa menunjukan kesan lebih baik dari biasanya. Kesan yang dilebih-lebihkan ini membuat hasil observasi kurang akurat.

Contoh observasi partisipasi adalah ketika meneliti adat/tradisi pada kelompok masyarakat tertentu. Dalam hal ini, peneliti tidak hanya menonton tapi juga menjadi bagian dari kelompok tersebut.

2. Observasi Non-partisipasi



Artinya, peneliti atau observer tidak ikut berpartisipasi pada aktifitas yang dikerjakan kelompok yang diteliti, dengan kata lain peneliti hanya menempatkan dirinya sebagai penonton.

Berbeda dengan metode partisipasi, pada metode ini pengamatan dilakukan secara diam-diam agar partisipan tidak menyadari bahwa mereka sedang diamati. Sehingga akurasi data bisa terjamin.

Meski demikian, perlu skill dan pengetahuan yang lebih dalam melakukan metode ini karena lebih sulit mendapatkan data apabila hanya mengandalkan pengamatan.

Metode ini biasa dipakai untuk meneliti hal-hal yang berhubungan dengan sikap dan perilaku negatif. Contohnya penelitian tentang perilaku membuang sampah sembarangan siswa di sekolah tertentu.

Bahkan dalam konteks yang ekstrem, metode ini juga dilakukan untuk meneliti kelompok kriminal.

Tahapan Melakukan Observasi


Sebenarnya tidak ada aturan baku yang mengatur bagaimana observasi dilakukan, tapi agar observasi berjalan lancar pasti ada prosedurnya.


  • Tentukan apa dan tempat yang diteliti, yang paling pertama anda tentunya harus sudah tahu mau meneliti apa dan dimana.
  • Survey lokasi untuk mendapatkan gambaran umum, lakukan pengamatan awal untuk mengetahui gambaran tentang apa yang akan anda teliti.
  • Cari referensi sebanyak mungkin, setelah gambaranya sudah anda ketahui cari referensi sebanyak mungkin yang masih berhubungan dengan obyek penelitian.
  • Susun point-point yang akan anda amati, setelah anda mempelajari obyek penelitian maka anda sudah tahu point-point apa saja yang akan diamati. Point ini tidak perlu sedalam mungkin, cukup tulis garis besarnya saja nanti bisa didalami saat dilapangan.
  • Siapkan instrumen penelitian yang diperlukan terutama untuk mencatat hasil observasi seperti alat tulis dan kamera.
  • Mulai kumpulkan fakta dan data
  • Catat hasil observasi


Cara Memperoleh Hasil Observasi Berkualitas

Untuk mendapatkan hasil observasi yang berkualitas ada hal-hal yang perlu anda perhatikan antara lain ;

1. Lakukan pengamatan awal dengan seksama

Ini masuk ke tahap persiapan sebenarnya, sebelum anda memulai observasi lakukan pengamatan awal atau pre-observation tujuannya pun bermacam-macam.

Seperti ;

  • Menggambarkan situasi lokasi penelitian
  • Menentukan orang-orang yang perlu ditemui terlebih dahulu
  • Menghitung potensi reaksi partisipan untuk menentukan apa akan menggunakan metode partisipasi atau non-partisipasi.


Khusu yang terakhir cukup penting karena potensi reaksi ini akan menyebabkan hasil observasi tidak akurat. Jangan sampai yang harusnya dilakukan dengan metode non-partisipasi malah dilakukan dengan metode partisipasi.

2. Jangan terlalu menonjolkan diri anda sebagai peneliti

Ketika anda menggunakan metoda partisipasi dimana orang yang sedang diteliti tahu bahwa dirinya sedang diteliti anda harus menahan diri anda untuk membuka semua identitas sebagai peneliti.

Kalau membuka diri untuk identitas pribadi itu tidak masalah, tapi usahakan sembunyikan identitas sebagai peneliti. Buat seolah-olah penelitian anda tidak penting. Sehingga para partisipan tidak terlalu memikirkannya.

Ini bertujuan supaya para partisipan beraktifitas secara natural sehingga hasil observasi bisa lebih akurat.

3. Gunakan data yang bervariasi

Data-data observasi umumnya didapat dari apa yang dilihat, dan didengar. Tapi jangan fokus pada sektor itu saja, amati juga adanya perubahan emosi baik dalam diri anda dan orang lain.

Selain itu, observasi untuk penelitian kualitatif ini mengutamakan kedalaman data sehingga setiap point yang diamati harus anda dalami secara spesifik. Tentukan juga apa perlu dilakukan tahapan wawancara atau cukup dengan observasi untuk setiap pointnya.

Popular posts from this blog

Fungsi Relay 4 kaki & 5 kaki (Plus Gambar Rangkaiannya)

Lampu Indikator Mesin Vixion Menyala/Berkedip, Apa Penyebabnya ?

Rangkaian dan Cara Kerja Sistem Klakson Dengan Relay