8 Fraksi Minyak Bumi Beserta Produk Penerapannya
Fraksi minyak bumi adalah kelompok hidrokarbon pada minyak bumi yang dikelompokan berdasarkan titik didihnya.
Untuk mengelompokan hidrokarbon yang masih tercampur pada minyak bumi, dilakukan dengan proses destilasi atau fraksinasi.
Anda bisa mempelajarinya diartikel berikut, Kupas tuntas proses distilasi pada minyak bumi
Secara sederhana distilasi ini dilakukan dengan cara memanaskan minyak bumi didalam tungku besar hingga satu persatu jenis hidrokarbon menguap pada titik didihnya.
Lalu apa saja hasil dari proses destilasi tersebut ?
Kita akan membahasnya secara detail diartikel ini.
1. Gas
Gas merupakan fraksi pertama dari minyak bumi, gas ini memiliki rantai karbon 1 sampai 4 atau metana sampai butana. Gas ini memiliki titik didih sangat rendah yakni dibawah 30 derajat celcius.
Gas ini sendiri pada awalnya berbentuk cair namun karena titik didihnya lebih rendah dari suhu sekitar gas akan langsung menguap.
Produk yang diperoleh dari fraksi gas ini adalah LPG (liquid petroleum gas) yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan mobil berbahan bakar gas (BBG).
2. Bensin
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang memiliki jumlah atom karbon 5 - 10 atom pe molekul. Meski demikian, bensin umumnya dibuat dari hidrokarbon yang memiliki 8 nilai atom C atau oktana.
Titik didih bensin berkisar antara 40 sampai 200 derajat celcius. Karena titik didihnya masih terbilang rendah, dalam suhu ruang bentuk bensin masih terlihat cair meski dalam beberapa waktu bensin akan berubah wujud menjadi gas (menguap).
Seperti yang anda ketahui, kandungan oktana pada hidrokarbon ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar bensin.
3. Petroleum Eter
Eter adalah jenis hidrokarbon yang memiliki 5 sampai 6 atom c per-molekul. Eter sendiri sebenarnya masuk kedalam fraksi bensin, karena titik didihnya memang hampir sama dengan bensin. Sehingga untuk memperoleh eter harus dilakukan proses cracking.
Titik didihnya sekitar 30 - 60 derajat celcius. Petroleum eter sendiri dipakai sebagai pelarut non-polar pada industri dan cairan pembersih.
4. Nafta
Nafta juga masih masuk ke fraksi bensin karena memiliki 6 sampai 7 nilai karbon permolekul. Jadi sifatnya memang sama dengan bensin hanya saja kegunaannya tidak sebagai bahan utama pembuat bensin.
Nafta memiliki titik didih sekitar 60 sampai 100 derajat celcius, fungsinya juga sebagai pelarut non-polar dan sebagai bahan aditif untuk bahan bakar bensin.
5. Kerosin
Kerosin adalah fraksi minyak bumi yang memiliki 12 - 18 atom karbon permolekul. Mungkin anda belum familiar dengan sebutan kerosin, tapi hasil olahan kerosin sudah umum dan dijual belikan di masyarakat sejak dulu.
Kerosin memiliki titik didih 175 sampai 350 derajat celcius, sehingga dalam suhu ruangan kerosin tetap bertahan pada bentuk cair (tidak menguap).
Hasil olahan kerosin adalah minyak tanah, dan bahan bakar pesawat (Avtur)
6. Solar
Solar merupakan fraksi minyak bumi yang memiliki nilai atom c antara 12 sampai 20. Solar juga juga tedapat pada fraksi kerosin yang memiliki 12 sampai 18 nilai atom, sehingga untuk memisahkan bahan murni solar dari kerosin perlu dilakukan proses cracking.
Titik didih solar adalah 250 sampai 400 derajat celcius.
Produk yang berasal dari fraksi ini adalah bahan bakar mesin diesel atau yang biasa disebut solar.
7. Oli/pelumas
Oli atau pelumas adalah fraksi hidrokarbon yang berwujud cairan kental, hal ini karena molekul pelumas ini memiliki lebih dari 20 atom karbon per-molekul. Sehingga titik didihnya sangat tinggi (350 sampai 500 derajat celcius) dan wujudnya kental.
Material ini biasa disebut base oli atau bahan inti untuk membuat oli.
Produk olahannya yaitu segala jenis pelumas baik pelumas mesin atau gear, namun sebelum digunakan sebagai pelumas, base oli harus diblending dengan bahan aditif lainnya untuk meningkatan mutu dan kualitasnya.
8. Residu
Residu adalah fraksi minyak bumi yang merupakan sisa-sisa proses destilasi. Jadi setelah proses destilasi selesai, masih ada sisa-sisa hidrokarbon yang tidak menguap meski sudah dipanaskan sampai 400 derajat celcius.
Fraksi ini biasa disebut residu, meski merupakan sisa-sisa destilasi residu ini masih bisa diolah menjadi produk-produk tertentu seperti parafin, lilin, bahan pembuatan plastik, dan aspal.
Residu ini memiliki nilai atom c diatas 25 per-molekul. Sehingga bentuknya tidak lagi kental tapi sudah memadat.
Untuk mengelompokan hidrokarbon yang masih tercampur pada minyak bumi, dilakukan dengan proses destilasi atau fraksinasi.
Anda bisa mempelajarinya diartikel berikut, Kupas tuntas proses distilasi pada minyak bumi
Secara sederhana distilasi ini dilakukan dengan cara memanaskan minyak bumi didalam tungku besar hingga satu persatu jenis hidrokarbon menguap pada titik didihnya.
Lalu apa saja hasil dari proses destilasi tersebut ?
Kita akan membahasnya secara detail diartikel ini.
8 Fraksi Minyak Bumi
Tabel Fraksi Minyak Bumi |
1. Gas
Gas merupakan fraksi pertama dari minyak bumi, gas ini memiliki rantai karbon 1 sampai 4 atau metana sampai butana. Gas ini memiliki titik didih sangat rendah yakni dibawah 30 derajat celcius.
Gas ini sendiri pada awalnya berbentuk cair namun karena titik didihnya lebih rendah dari suhu sekitar gas akan langsung menguap.
Produk yang diperoleh dari fraksi gas ini adalah LPG (liquid petroleum gas) yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan mobil berbahan bakar gas (BBG).
2. Bensin
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang memiliki jumlah atom karbon 5 - 10 atom pe molekul. Meski demikian, bensin umumnya dibuat dari hidrokarbon yang memiliki 8 nilai atom C atau oktana.
Titik didih bensin berkisar antara 40 sampai 200 derajat celcius. Karena titik didihnya masih terbilang rendah, dalam suhu ruang bentuk bensin masih terlihat cair meski dalam beberapa waktu bensin akan berubah wujud menjadi gas (menguap).
Seperti yang anda ketahui, kandungan oktana pada hidrokarbon ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar bensin.
3. Petroleum Eter
Eter adalah jenis hidrokarbon yang memiliki 5 sampai 6 atom c per-molekul. Eter sendiri sebenarnya masuk kedalam fraksi bensin, karena titik didihnya memang hampir sama dengan bensin. Sehingga untuk memperoleh eter harus dilakukan proses cracking.
Titik didihnya sekitar 30 - 60 derajat celcius. Petroleum eter sendiri dipakai sebagai pelarut non-polar pada industri dan cairan pembersih.
4. Nafta
Nafta juga masih masuk ke fraksi bensin karena memiliki 6 sampai 7 nilai karbon permolekul. Jadi sifatnya memang sama dengan bensin hanya saja kegunaannya tidak sebagai bahan utama pembuat bensin.
Nafta memiliki titik didih sekitar 60 sampai 100 derajat celcius, fungsinya juga sebagai pelarut non-polar dan sebagai bahan aditif untuk bahan bakar bensin.
5. Kerosin
Kerosin adalah fraksi minyak bumi yang memiliki 12 - 18 atom karbon permolekul. Mungkin anda belum familiar dengan sebutan kerosin, tapi hasil olahan kerosin sudah umum dan dijual belikan di masyarakat sejak dulu.
Kerosin memiliki titik didih 175 sampai 350 derajat celcius, sehingga dalam suhu ruangan kerosin tetap bertahan pada bentuk cair (tidak menguap).
Hasil olahan kerosin adalah minyak tanah, dan bahan bakar pesawat (Avtur)
6. Solar
Solar merupakan fraksi minyak bumi yang memiliki nilai atom c antara 12 sampai 20. Solar juga juga tedapat pada fraksi kerosin yang memiliki 12 sampai 18 nilai atom, sehingga untuk memisahkan bahan murni solar dari kerosin perlu dilakukan proses cracking.
Titik didih solar adalah 250 sampai 400 derajat celcius.
Produk yang berasal dari fraksi ini adalah bahan bakar mesin diesel atau yang biasa disebut solar.
7. Oli/pelumas
Oli atau pelumas adalah fraksi hidrokarbon yang berwujud cairan kental, hal ini karena molekul pelumas ini memiliki lebih dari 20 atom karbon per-molekul. Sehingga titik didihnya sangat tinggi (350 sampai 500 derajat celcius) dan wujudnya kental.
Material ini biasa disebut base oli atau bahan inti untuk membuat oli.
Produk olahannya yaitu segala jenis pelumas baik pelumas mesin atau gear, namun sebelum digunakan sebagai pelumas, base oli harus diblending dengan bahan aditif lainnya untuk meningkatan mutu dan kualitasnya.
8. Residu
Residu adalah fraksi minyak bumi yang merupakan sisa-sisa proses destilasi. Jadi setelah proses destilasi selesai, masih ada sisa-sisa hidrokarbon yang tidak menguap meski sudah dipanaskan sampai 400 derajat celcius.
Fraksi ini biasa disebut residu, meski merupakan sisa-sisa destilasi residu ini masih bisa diolah menjadi produk-produk tertentu seperti parafin, lilin, bahan pembuatan plastik, dan aspal.
Residu ini memiliki nilai atom c diatas 25 per-molekul. Sehingga bentuknya tidak lagi kental tapi sudah memadat.