Sistem Suspensi Mobil – Pengertian, Jenis, Komponen, dan Cara Kerja
Sistem suspensi adalah sebuah rangkaian komponen yang berfungsi menyerap getaran yang ditimbulkan saat mobil berjalan diatas permukaan jalan, tujuan sistem suspensi adalah untuk mencegah agar body mobil tidak bergetar saat melintasi permukaan jalan. Sehingga menambah aspek kenyamanan berkendara.
Secara singkat, seperti diatas pengertian dari sistem suspensi baik pada motor dan mobil. Untuk sistem suspensi mobil, ada beberapa jenis sistem suspensi serta ada juga beberapa jenis pegas yang digunakan. Diartikel ini, akan kita kupas secara mendalam tentang jenis, komponen dan cara kerja sistem suspensi pada kendaraan roda 4.
Prinsip kerja suspensi, yakni dengan memberi sekat antara body dengan roda. Dimana sekat tersebut memiliki daya elastisitas sehingga gerakan mendadak pada roda ini tidak akan mempengaruhi body kendaraan.
Dan sistem suspensi, berperan sebagai sekat tersebut.
Komponen utama sistem suspensi, adalah pegas. Pegas merupakan komponen yang terbuat dari baja elastis yang kuat, daya elastisitas pada pegas ini dimanfaatkan untuk menyerap semua getaran pada permukaan jalan.
Meski demikian, pegas tidak bisa bekerja sendiri dalam sistem suspensi. Tetap ada beberapa komponen tambahan yang mendukung kinerja pegas antara lain ;
1. Lengan suspensi
Lengan suspensi ini berfungsi untuk menghubungkan roda dengan chasis mobil. Lengan suspensi, dibuat dengan engsel. Sehingga bisa bergerak secara vertikal. Gerakan ini akan memungkinkan roda bergerak keatas atau kebawah sesuai beban yang diterima.
2. Shock absorber
Sesuai namanya, shock absorber berperan sebagai penyerap kejut pada sistem suspensi. Memang, pegas menjadi komponen utama sistem suspensi namun kelemahan pegas yakni memiliki daya balik yang sama ketika ditekan. Sehingga meski getaran tidak ada, body mobil akan mengalami oskilasi (bergoyang).
Untuk mengantisipasinya, diletakanlah komponen shock absorber yang dapat mencegah pergerakan pegsa secara tiba-tiba. Shock absorber ini akan memberi efek suspensi yang lebih keras namun sangat stabil karena mampu menyerap kejut.
3. Stabilizer
Sesuai namanya, stabilizer berfungsi menstabilkan body kendaraan ketika terjadi efek suspensi. Secara simple, ketika mobil belok maka mobil akan condong kearah luar karena terkena gaya sentrifugal. Dan akibatnya mobil dapat terguling.
Namun dengan adanya stabilizer, hal itu bisa diatasi.
Apakah hanya tiga ?
Tentu tidak, karena masih banyak komponen didalam sistem suspensi. Namun komponen-komponen tersebut digolongkan dalam jenis suspensi yang berbeda, sehingga kita bahas komponen lanjutannya pada Bab jenis suspensi dibawah.
Secara umum, ada tiga jenis suspensi pada mobil. Yakni ;
Meski demikian, dalam dunia otomotif jenis suspensi digolongkan lagi lebih spesifik, antara lain ;
1. Suspensi Macpherson
Suspensi macpherson adalah jenis suspensi depan yang paling banyak digunakan saat ini pada kendaraan-kendaraan ringan (MPV, Hatch back, Sedan, Mini-SUV). Tipe ini tergolong independent suspension karena antara roda kiri dan kanan tidak saling terpaut.
Tipikal suspensi macpherson, ada pada desain yang cukup simple namun memiliki kualitas yang tergolong sangat baik.
Karena tergolong suspensi independen, jenis ini mampu menyerap getaran jalan dengan cukup baik. Selain itu, semua komponen pada macpherson juga tidak terlalu memakan ruang. Sehingga cukup pas untuk kendaraan-kendaraan kecil.
Komponen pada suspensi macpherson antara lain ;
2. Suspensi Double Wishbone
Tipe double wishbone juga masuk kedalam golongan suspensi independen untuk suspensi depan. Dilihat bentuknya, memang mirip dengan suspensi macpherson namun double wishbone terlihat lebih kekar dan lebih rumit.
Hal ini dikarenakan pada double wishbone terdapat dua buah lengan suspensi yakni lower arm (terletak dibawah) dan upper arm (terletak diatas). Efek dari dua lengan suspensi ini ada pada gerakan vertikal roda yang seimbang.
Salah satu kelemahan, suspensi macpherson ada pada sudut camber yang berubah ketika suspensi bekerja. Namun pada tipe double wishbone masalah tersebut bisa diatasi. Umumnya, tipe ini banyak dipakai pada kendaraan berbasis crossover seperti Big SUV dan Double cabin.
3. Suspensi Rigid
Suspensi rigid merupakan golongan suspensi dependen karena antara roda kiri dan kanan terletak dalam satu blok kaku. Tipe ini bisa ditemui pada suspensi depan maupu belakang, kelebihan suspensi rigid ini ada pada ketahanannya.
Secara umum, tipe rigid yang paling kuat menerima beban besar. Hal itu dikarenakan rigid block yang terpasang untuk menautkan roda kiri dan kanan juga dijadikan sebagai penyangga body mobil secara keseluruhan. Artinya, tipe ini memang didesain untuk menerima beban kuat. Oleh sebab itu, kita hanya bisa menemuinya pada truk dan bus.
Komponen suspensi rigid pun sangat simple ;
4. Suspensi multi-link
Sesuai namanya, tipe ini memiliki beberapa link atau penghubung yang cukup banyak. Link-link ini berperan layaknya lengan suspensi namun jumlahnya bisa lebih dari tiga. Link-link tersebut diletakan sedemikian rupa sehingga mampu menunjang pergerakan roda saat menyerap getaran dengan sempurna.
Meski banyak, link-link ini berukuran cukup kecil sehingga tidak terlalu memakan banyak ruang.
5. Suspensi torsion beam
Bagi sebagian orang, tipe ini sering disebut sebagai suspensi semi-independen, karena pada dasarnya rigid suspension namun diinovasikan dengan bentuk berbeda untuk menghasilkan efek suspensi yang lebih baik.
Pada tipe rigid, bentuk rigid block hanya memanjang. Namun pada torsion beam, bentuk rigid block seperti huruf H, sehingga banyak orang juga yang menyebutnya “H-Shape Suspension”.
Bentuk seperti ini akan menyebabkan ayunan roda yang agak terbebas antara kiri dan kanan. Sehingga kenyamanan berkendara pun akan lebih nyaman.
Secara singkat, seperti diatas pengertian dari sistem suspensi baik pada motor dan mobil. Untuk sistem suspensi mobil, ada beberapa jenis sistem suspensi serta ada juga beberapa jenis pegas yang digunakan. Diartikel ini, akan kita kupas secara mendalam tentang jenis, komponen dan cara kerja sistem suspensi pada kendaraan roda 4.
Prinsip Kerja Sistem Suspensi
Prinsip kerja suspensi, yakni dengan memberi sekat antara body dengan roda. Dimana sekat tersebut memiliki daya elastisitas sehingga gerakan mendadak pada roda ini tidak akan mempengaruhi body kendaraan.
Dan sistem suspensi, berperan sebagai sekat tersebut.
Komponen utama sistem suspensi, adalah pegas. Pegas merupakan komponen yang terbuat dari baja elastis yang kuat, daya elastisitas pada pegas ini dimanfaatkan untuk menyerap semua getaran pada permukaan jalan.
Meski demikian, pegas tidak bisa bekerja sendiri dalam sistem suspensi. Tetap ada beberapa komponen tambahan yang mendukung kinerja pegas antara lain ;
1. Lengan suspensi
Lengan suspensi ini berfungsi untuk menghubungkan roda dengan chasis mobil. Lengan suspensi, dibuat dengan engsel. Sehingga bisa bergerak secara vertikal. Gerakan ini akan memungkinkan roda bergerak keatas atau kebawah sesuai beban yang diterima.
2. Shock absorber
Sesuai namanya, shock absorber berperan sebagai penyerap kejut pada sistem suspensi. Memang, pegas menjadi komponen utama sistem suspensi namun kelemahan pegas yakni memiliki daya balik yang sama ketika ditekan. Sehingga meski getaran tidak ada, body mobil akan mengalami oskilasi (bergoyang).
Untuk mengantisipasinya, diletakanlah komponen shock absorber yang dapat mencegah pergerakan pegsa secara tiba-tiba. Shock absorber ini akan memberi efek suspensi yang lebih keras namun sangat stabil karena mampu menyerap kejut.
3. Stabilizer
Sesuai namanya, stabilizer berfungsi menstabilkan body kendaraan ketika terjadi efek suspensi. Secara simple, ketika mobil belok maka mobil akan condong kearah luar karena terkena gaya sentrifugal. Dan akibatnya mobil dapat terguling.
Namun dengan adanya stabilizer, hal itu bisa diatasi.
Apakah hanya tiga ?
Tentu tidak, karena masih banyak komponen didalam sistem suspensi. Namun komponen-komponen tersebut digolongkan dalam jenis suspensi yang berbeda, sehingga kita bahas komponen lanjutannya pada Bab jenis suspensi dibawah.
Jenis Jenis Suspensi Pada Mobil
Secara umum, ada tiga jenis suspensi pada mobil. Yakni ;
- Suspensi independent (bebas), dimana roda kiri dan kanan tidak terpaut dalam satu garis kaku.
- Suspensi dependent (rigid), dimana roda kiri dan kanan terletak dalam satu poros yang kaku.
- Suspensi semi-independent, merupakan kombinasi dari rigid axle dengan suspensi independent.
Meski demikian, dalam dunia otomotif jenis suspensi digolongkan lagi lebih spesifik, antara lain ;
1. Suspensi Macpherson
Suspensi macpherson adalah jenis suspensi depan yang paling banyak digunakan saat ini pada kendaraan-kendaraan ringan (MPV, Hatch back, Sedan, Mini-SUV). Tipe ini tergolong independent suspension karena antara roda kiri dan kanan tidak saling terpaut.
Tipikal suspensi macpherson, ada pada desain yang cukup simple namun memiliki kualitas yang tergolong sangat baik.
Karena tergolong suspensi independen, jenis ini mampu menyerap getaran jalan dengan cukup baik. Selain itu, semua komponen pada macpherson juga tidak terlalu memakan ruang. Sehingga cukup pas untuk kendaraan-kendaraan kecil.
Komponen pada suspensi macpherson antara lain ;
- Pegas coil, pegas yang digunakan umumnya pegas coil (per melingkar) karena memiliki bentuk yang minimalis serta memiliki daya elastisitas yang lentur.
- Shock absorber, terletak didalam pegas coil. Dengan kata lain, pegas coil dan shock absorber terletak dalam satu unit komponen.
- Lower arm, berfungsi sebagai lengan suspensi dimana komponen ini akan menghubungkan bagian roda dengan body mobil.
- Ball joint, merupakan engsel 360 derajat. Maksudnya, engsel ini mampu bergerak kesegala arah. Terletak pada ujung lower arm, sehingga memungkinkan roda bergerak kesegala arah yang dikehendaki.
- Knuckle arm, merupakan sebuah counter yang berfungsi untuk meletakan semua komponen suspensi seperti shock breaker, lower arm, roda, dan tie rod.
- Stabilizer, stabilizer terletak diantara body dengan tabung shock absorber yang terhubung ke knuckle arm.
2. Suspensi Double Wishbone
Tipe double wishbone juga masuk kedalam golongan suspensi independen untuk suspensi depan. Dilihat bentuknya, memang mirip dengan suspensi macpherson namun double wishbone terlihat lebih kekar dan lebih rumit.
Hal ini dikarenakan pada double wishbone terdapat dua buah lengan suspensi yakni lower arm (terletak dibawah) dan upper arm (terletak diatas). Efek dari dua lengan suspensi ini ada pada gerakan vertikal roda yang seimbang.
Salah satu kelemahan, suspensi macpherson ada pada sudut camber yang berubah ketika suspensi bekerja. Namun pada tipe double wishbone masalah tersebut bisa diatasi. Umumnya, tipe ini banyak dipakai pada kendaraan berbasis crossover seperti Big SUV dan Double cabin.
3. Suspensi Rigid
Suspensi rigid merupakan golongan suspensi dependen karena antara roda kiri dan kanan terletak dalam satu blok kaku. Tipe ini bisa ditemui pada suspensi depan maupu belakang, kelebihan suspensi rigid ini ada pada ketahanannya.
Secara umum, tipe rigid yang paling kuat menerima beban besar. Hal itu dikarenakan rigid block yang terpasang untuk menautkan roda kiri dan kanan juga dijadikan sebagai penyangga body mobil secara keseluruhan. Artinya, tipe ini memang didesain untuk menerima beban kuat. Oleh sebab itu, kita hanya bisa menemuinya pada truk dan bus.
Komponen suspensi rigid pun sangat simple ;
- Pegas daun, pegas daun berbentuk memanjang biasanya disusun bertingkat untuk meningkatkan kekuatan pegas.
- Shock absorber, terletak antara rigid block dengan body kendaraan.
- Rigid block/rigid axle, pada suspensi depan terdapat balok melintang antara roda kiri dan kanan. Itu disebut rigid block atau beberapa orang menyebutnya ice block. Sementara untuk roda depan, komponen ini digantikan dengan rigid axle.
- Stabilizer bar
4. Suspensi multi-link
Sesuai namanya, tipe ini memiliki beberapa link atau penghubung yang cukup banyak. Link-link ini berperan layaknya lengan suspensi namun jumlahnya bisa lebih dari tiga. Link-link tersebut diletakan sedemikian rupa sehingga mampu menunjang pergerakan roda saat menyerap getaran dengan sempurna.
Meski banyak, link-link ini berukuran cukup kecil sehingga tidak terlalu memakan banyak ruang.
5. Suspensi torsion beam
Bagi sebagian orang, tipe ini sering disebut sebagai suspensi semi-independen, karena pada dasarnya rigid suspension namun diinovasikan dengan bentuk berbeda untuk menghasilkan efek suspensi yang lebih baik.
Pada tipe rigid, bentuk rigid block hanya memanjang. Namun pada torsion beam, bentuk rigid block seperti huruf H, sehingga banyak orang juga yang menyebutnya “H-Shape Suspension”.
Bentuk seperti ini akan menyebabkan ayunan roda yang agak terbebas antara kiri dan kanan. Sehingga kenyamanan berkendara pun akan lebih nyaman.