Panduan Mengukur Diameter Blok Silinder + Gambar Ilustrasi
Pengukuran diameter blok silinder diperlukan untuk mencari tahu apakah blok silinder mengalami keausan atau tidak. Hal ini karena selisih 0,1 mm saja bisa membuat performa mesin menurun.
Oleh sebab itu, untuk menentukan berapa diameter blok silinderkita tidak bisa menggunakan penggaris biasa. Melainkan harus ada alat ukur dengan ketelitian mencapai 0,01 mm.
Lalu bagaimana cara mengukur diameter blok silinder ? apakah sama seperti mengukur diameter komponen lain menggunakan mikrometer atau bahkan vernier caliper ? mari kita bahas bersama-sama.
Untuk mengukur diameter silinder, sebenarnya kita bisa menggunakan alat apapun seperti mikrometer ataupun jangka sorong. Tapi mengukur diameter silinder itu tidak hanya dilakukan pada satu titik, setidaknya ada 6 titik pengukuran dalam satu silinder. Kalau kita gunakan jangka sorong maka maksimal kita hanya bisa mengukur diameter silinder bagian atas.
Selain itu, ketelitian juga menjadi alasan mengapa untuk mengukur diameter silinder itu diperlukan alat khusus. Alat ini dikenal dengan “cylinder bore gauge”, yakni alat ukur khusus mengukur diameter dalam menggunakan dial gauge sebagai penunjuk.
Memangnya bisa dial gauge untuk mengukur diameter ?
Itulah sebabnya anda membaca artikel ini, ini karena ada teknik khusus dalam melakukan pengukuran diameter silinder menggunakan cylinder bore gauge.
1. Pertama cari tahu diameter standar blok silinder
Langkah awal, anda perlu mencari tahu berapa diameter standar dari blok mesin yang akan diukur. Ini dibutuhkan untuk proses kalibrasi cylinder bore gauge, anda bisa mencarinya pada service literature mobil yang bersangkutan atau anda bisa mengukur salah satu blok silinder menggunakan jangka sorong.
2. Kalibrasi cylinder bore gauge
Misal diameter standar adalah 62,8 mm maka pilih replacement rod dengan panjang 60 mm dan replacement washer dengan tebal 3 mm. sehingga panjang replacement rod + washer adalah 63 mm. kita pilih yang lebih besar dari diameter standa karena keausan silinder pasti memiliki diameter yang lebih besar.
Setelah anda merangkai replacement rod, replacement wahser dan dial gauge kedalam batang cylinder bore gauge lalu lakukan kalibrasi dial gauge, caranya seperti berikut ;
3. Lakukan pengukuran
Setelah kita kalibrasi bore gauge, kita bisa langsung menggunakannya untuk mengukur diameter silinder. Caranya kurang lebih seperti ini ;
Langkah berikutnya anda tinggal mengukur kelima titik sisa dalam satu silinder. Baru anda bisa menentukan keovalan dan ketirusan blok silinder.
Namun, teknik pengukuran diatas memiliki kelemahan. Diameter yang tertera di service literature sering tidak pas (ada selisih sekitar 0,1 hingga 0,2 mm) sehingga mungkin anda akan menemukan hasil diameter silinder yang lebih kecil dari diameter piston.
Oleh sebab itu, ada cara lain yang lebih cepat dan mudah untuk mengukur diameter silinder. Pada cara ini, kita tetap menggunakan diameter standar sebagai patokan namun kita tidak mengkalibrasi dial gauge menggunakan mikrometer melainkan menggunakan diameter silinder terbawah.
Diameter terbawah silinder tidak pernah bergesekan dengan ring piston, sehingga bisa kita asumsikan besarnya masih sama dengan diameter standar.
Cara ini dinilai lebih efektif untuk mengukur diameter silinder secara akurat, namun anda perlu melakukan kalibrasi dial gauge tiap kali berpindah silinder. Artinya kalau sebuah mesin memiliki 4 silinder maka anda perlu melakukan 4 kali kalibrasi dial gauge sesuai silinder masing-masing.
Itu saja artikel singkat tentang cara mengukur diameter blok silinder. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.
Oleh sebab itu, untuk menentukan berapa diameter blok silinderkita tidak bisa menggunakan penggaris biasa. Melainkan harus ada alat ukur dengan ketelitian mencapai 0,01 mm.
Lalu bagaimana cara mengukur diameter blok silinder ? apakah sama seperti mengukur diameter komponen lain menggunakan mikrometer atau bahkan vernier caliper ? mari kita bahas bersama-sama.
Cara Mengukur Diameter Silinder
Untuk mengukur diameter silinder, sebenarnya kita bisa menggunakan alat apapun seperti mikrometer ataupun jangka sorong. Tapi mengukur diameter silinder itu tidak hanya dilakukan pada satu titik, setidaknya ada 6 titik pengukuran dalam satu silinder. Kalau kita gunakan jangka sorong maka maksimal kita hanya bisa mengukur diameter silinder bagian atas.
Selain itu, ketelitian juga menjadi alasan mengapa untuk mengukur diameter silinder itu diperlukan alat khusus. Alat ini dikenal dengan “cylinder bore gauge”, yakni alat ukur khusus mengukur diameter dalam menggunakan dial gauge sebagai penunjuk.
Memangnya bisa dial gauge untuk mengukur diameter ?
Itulah sebabnya anda membaca artikel ini, ini karena ada teknik khusus dalam melakukan pengukuran diameter silinder menggunakan cylinder bore gauge.
1. Pertama cari tahu diameter standar blok silinder
Langkah awal, anda perlu mencari tahu berapa diameter standar dari blok mesin yang akan diukur. Ini dibutuhkan untuk proses kalibrasi cylinder bore gauge, anda bisa mencarinya pada service literature mobil yang bersangkutan atau anda bisa mengukur salah satu blok silinder menggunakan jangka sorong.
2. Kalibrasi cylinder bore gauge
Misal diameter standar adalah 62,8 mm maka pilih replacement rod dengan panjang 60 mm dan replacement washer dengan tebal 3 mm. sehingga panjang replacement rod + washer adalah 63 mm. kita pilih yang lebih besar dari diameter standa karena keausan silinder pasti memiliki diameter yang lebih besar.
Setelah anda merangkai replacement rod, replacement wahser dan dial gauge kedalam batang cylinder bore gauge lalu lakukan kalibrasi dial gauge, caranya seperti berikut ;
- Ambil outside micrometer lalu set mikrometer dengan hasil pengukuran 62,8 mm.
- Masukan cylinder bore gauge kedalam mikrometer, maka jarum akan bergerak.
- Putar skala dial gauge agar angka 0 bertepatan dengan jarum.
3. Lakukan pengukuran
Setelah kita kalibrasi bore gauge, kita bisa langsung menggunakannya untuk mengukur diameter silinder. Caranya kurang lebih seperti ini ;
- Masukan cylinder bore gauge ke titik pengukuran pertama maka jarum dial gauge akan bergerak. Goyangkan bore gauge seperti yang ditunjukan pada gambar, lalu perhatikan titik terjauh jarum dial gauge bergerak.
- Misal titik terjauh dial indicator adalah 0,1 mm setelah 0 maka diameter silinder adalah 62,8 – 0,1 mm = 62,7 mm.
- Misal titik terjauh dial indikator adalah 0,1 mm sebelum 0 (tidak mencapai 0) maka diameter silinder 62,8 + 0,1 = 62,9 mm.
Langkah berikutnya anda tinggal mengukur kelima titik sisa dalam satu silinder. Baru anda bisa menentukan keovalan dan ketirusan blok silinder.
Namun, teknik pengukuran diatas memiliki kelemahan. Diameter yang tertera di service literature sering tidak pas (ada selisih sekitar 0,1 hingga 0,2 mm) sehingga mungkin anda akan menemukan hasil diameter silinder yang lebih kecil dari diameter piston.
Oleh sebab itu, ada cara lain yang lebih cepat dan mudah untuk mengukur diameter silinder. Pada cara ini, kita tetap menggunakan diameter standar sebagai patokan namun kita tidak mengkalibrasi dial gauge menggunakan mikrometer melainkan menggunakan diameter silinder terbawah.
Diameter terbawah silinder tidak pernah bergesekan dengan ring piston, sehingga bisa kita asumsikan besarnya masih sama dengan diameter standar.
- Masukan cylinder bore gauge ke posisi silinder paling bawah.
- Gerakan cylinder bore gauge ke kanan dan kekiri sampai menemukan gerakan jarum yang paling jauh.
- Saat anda menemukan gerakan jarum terjauh, tahan lalu putar skala dial gauge agar angka 0 lurus dengan jarum.
- Setelah itu, anda bisa mengukur diameter pada sisi tengah dan sisi atas seperti cara yang dituliskan diatas.
Cara ini dinilai lebih efektif untuk mengukur diameter silinder secara akurat, namun anda perlu melakukan kalibrasi dial gauge tiap kali berpindah silinder. Artinya kalau sebuah mesin memiliki 4 silinder maka anda perlu melakukan 4 kali kalibrasi dial gauge sesuai silinder masing-masing.
Itu saja artikel singkat tentang cara mengukur diameter blok silinder. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.