Tekanan Kompresi Mesin Diesel, Berapa Standarnya ?
Salah satu aspek penting dalam keberhasilan kinerja mesin
adalah tekanan kompresi. Tekanan kompresi adalah besarnya tekanan udara didalam
ruang bakar untuk dapat membakar bahan bakar secara cepat dan serentak.
Pada mesin bensin, kita telah membahasnya bahwa tekanankompresi pada mesin bensin, itu berkisar 100 hingga 140 PSI.
Namun untuk mesin, diesel ternyata memiliki standar tekanan
kompresi lebih tinggi. Mengapa ? dan berapa standar tekanan kompresi diesel ?
simak selengkapnya dibawah.
Standar Tekanan Mesin Diesel
Dilansir dari Picoauto.com normalnya mesin diesel memiliki
tekanan kompresi 275 PSI (19 Bar) sampai 495 PSI (34 Bar).
Nilai kompresi yang mendekati 19 bar itu ada pada mesin
diesel jenis indirect injection seperti yang terdapat pada Kijang kapsul dan
Isuzu Phanter 2.3 L diesel.
Sementara nilai kompresi yang mendekati 34 bar ada pada
mesin diesel tipe direct injection seperti mesin diesel berkapasitas besar
(2.500 cc keatas) yang terdapat pada truk dan SUV.
Berapa tekanan kompresi diesel common rail ?
Ternyata tekanan kompresi mesin diesel dengan teknologi
common rail itu berkisar 16 sampai 17 : 1. Artinya, 17 molekul udara akan
dipampatkan menjadi setara dengan satu molekul udara. Sehingga kalau dihitung
dengan tekanan atmosfer sebesar 14,7 PSI akan didapat hasil sekitar 249,9 PSI
saja.
Bahkan pada mesin diesel Pajero terbaru (4N15) 2.400 cc hanya
memiliki rasio kompresi 14 : 1 mirip mesin bensin.
Baca pula Apa yang dimaksud rasio kompresi mesin ? bagaimana menghitungnya ?
Ternyata, pada mesin diesel tekanan kompresi tidak didesain
cukup tinggi untuk meningkatkan top RPM mesin. Karena semakin tinggi
kompresinya, maka piston perlu tenaga yang lebih besar juga. Untuk menjaga
performanya, mesin diesel common rail memiliki sistem injeksi bahan bakar
langsung (direct injection) dengan tekanan injeksi mencapai 2.500 bar.
Ini sangatlah tinggi apabila dibandingkan dengan diesel
konvensional yang hanya memiliki tekanan injeksi sekitar 900 bar.
Mengapa tekanan kompresi diesel lebih tinggi daripada bensin ?
Secara umum, mesin diesel memiliki rasio kompresi lebih
tinggi dari mesin bensin. Ini dikarenakan ada perbedaan mekanisme pembakaran
pada kedua mesin ini.
Mesin bensin menggunakan busi untuk melakukan pembakaran
sehingga tekanan kompresi hanya ditujukan agar bensin menjadi lebih mudah
terbakar.
Sementara mesin diesel menggunakan self combustion, artinya
solar akan terbakar dengan sendirinya akibat temperatur didalam ruang bakar
yang cukup tinggi. Agar solar ini dapat terbakar dengan sendirinya, maka mesin
diesel harus menaikan temperatur ruang bakar hingga melebihi titik bakar solar.
Untuk menaikan temperatur, maka tekanan kompresi akan
dimaksimalkan menjadi lebih tinggi.
Apa akibatnya kalau tekanan kompresi mesin diesel lemah ?
Tekanan kompresi
diesel yang lemah, itu bisa menimbulkan beberapa akibat seperti ;
- Loss power
- Mesin ngebul putih (dari knalpot)
- Mesin susah hidup dipagi hari
- Boros oli mesin
Penyebabnya bisa macam-macam, namun yang paling umum adalah
karena keausan blok silinder. Bagi anda yang memiliki mesin diesel berusia
diatas 5 tahun, maka wajib waspada karena blok mesin diesel mulai mengalami
pengikisan saat usianya diatas 5 tahun.
Selain masalah keausan blok silinder, beberapa penyebab
tekanan kompresi diesel rendah adalah sebagai berikut ;
- Ring piston aus
- Klep/katup bocor
- Packing/gasket kepala silinder bocor
- Seal injector bocor
selengkapnya bisa baca Penyebab tekanan kompresi diesel lemah
Satu-satunya cara untuk mendeteksi apakah tekanan kompresi
lemah atau tidak, yakni dengan melakukan pengetesan kompresi menggunakan diesel
compression tester.
Alat ini berbeda dengan alat test kompresi mesin bensin,
karena memiliki range gauge lebih tinggi dan noozle juga dibuat agar dapat
masuk ke lubang injector.
Demikian artikel mengenai standar tekanan kompresi mesin
diesel. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.