Tekanan Kompresi Mesin Diesel Lemah, Apa Akibatnya ? Apa Penyebabnya ?
Mesin diesel dipilih karena performanya yang bandel medan yang ekstrim sekaligus dan powernya yang luar biasa meski kecepatan RPM diesel itu lebih rendah dari mesin bensin.
Namun, tak banyak yang tahu kalau mesin diesel juga rentan terkena masalah apalagi kalau tidak digunakan dengan cara yang tepat.
Salah satu masalah kronis yang kerap menyerang mesin diesel adalah masalah tekanan kompresi rendah. Kira-kira apa akibat tekanan kompresi lemah ? dan apa penyebabnya ?
Tekanan kompresi bisa diartikan sebagai tekanan udara didalam ruang bakar ketika piston berada di titik mati atas diakhir langkah kompresi.
Besar kecilnya tekanan kompresi dipengaruhi oleh perbandingan kompresi (perbandingan antara volume ruang bakar dengan volume silinder total).
Kalau mesin bensin, memiliki tekanan kompresi sekitar 100 - 140 PSI. Namun pada mesin diesel tekanan kompresi bisa mencapai 350 PSI.
1. Mesin susah dihidupkan
Definisi mesin susah dihidupkan adalah mesin tetap bisa dihidupkan namun tidak bisa dalam satu kali start, melainkan perlu tiga hingga lima kali start.
Ini disebabkan karena tekanan kompresi memiliki pengaruh terhadap keberhasilan pembakaran mesin.
Kalau bensin ada nilai oktan, sementara mesin diesel ada nilai cetane. Nilai cetane inilah yang mempengaruhi solar untuk bisa terbakar di tekanan udara tertentu.
Sehingga apabila tekanan udara kurang dari normal, solar tidak akan terbakar. Solar baru akan terbakar saat temperatur mesin sudah meningkat.
Itulah sebabnya mesin tetap bisa dihidupkan.
2. Tenaga mesin kurang
Efisiensi pembakaran juga dipengaruhi oleh besarnya tekanan kompresi. Baik mesin diesel ataupun bensin, tekanan kompresi yang tinggi akan menyebabkan bahan bakar terbakar secara lebih serentak dan maksimal.
Artinya semua element bahan bakar seketika akan terbakar saat tekanan kompresi cukup tinggi. Sehingga hasilnya power mesin akan maksimal.
Kalau tekanan kompresi mesin lemah, otomatia solar tidak akan terbakar sempurna (masih ada sisa solar yang tidak terbakar). Sehingga power mesin mengalami penurunan.
3. Oli mesin sering habis
Hubungan oli dengan tekanan kompresi ada pada penyebab tekanan kompresi tersebut yang melemah.
Salah satu penyebab tekanan kompresi diesel lemah itu karena ring piston mengalami keausan. Sementara ring piston sendiri memiliki fungsi untuk merapatkan celah piston.
Apabila ring piston aus atau tergerus, maka celah piston akan melebar dan oli didalam bak engkol akan masuk ke ruang bakar melalui celah tersebut.
Oli yang masuk ke ruang bakar akan ikut terbakar, sehingga volume oli didalam bak oli akan berkurang dan knalpot mobil akan mengeluarkan asap putih.
1. Penggunaan solar dengan sulphur content tinggi
Kandungan sulphur dan particulate didalam solar akan mempengaruhi emisi dan kebersihan ruang bakar.
Ruang bakar yang dipenuhi carbon dan kerak sangat mungkin mengalami keausan lebih cepat sehingga tekanan kompresi bisa lemah.
Di Indonesia sendiri batas maksimal kandungan sulfur dalam solar adalah 3.500 ppm. Namun untuk mesin common rail angka itu masih terlalu besar, mesin diesel commonrail lebih cocok menggunakan solar dengan kandungan sulphur 1.200 ppm seperti dexlite.
Kalau lebih dari itu maka emisi akan menjadi lebih buruk dan mesin lebih beresiko mengalami kerusakan di sektor tekanan kompresi.
2. Oli yang tidak sesuai
Sekarang ada berbagai produk oli mesin yang menawarkan masing-masing kelebihannya.
Namun tidak semua oli cocok untuk mobil karena kualitas bahan pada mesin serta seberapa besar celah-celah pada mesin itu memiliki perbedaan tiap-tiap mesin.
Pemilihan oli yang salah bisa membuat komponen mesin seperti ring piston cepat aus.
Untuk itu, pilihan terbaik yakni dengan mengesuaikan rekomendasi dari merk mobil anda.
3. Faktor usia mesin
Mesin diesel commonrail umumnya sanggup bertahan hingga 5 tahun pemakaian. Sementara mesin diesel konvensional memiliki ketahanan mencapai 7 tahun atau lebih.
Diesel commonrail lebih singkat karena pembakaran yang terjadi itu lebih ekstrem dari diesel konvensional. Ini bisa dilihat pada tekanan injeksi solar yang berbeda sangat jauh.
Kalau lewat masa itu dan ada gejala seperti mesin susah start serta tenaga mesin hilang maka itu wajar karena komponen mesin sudah melewati batas masa pakainya.
Demikian artikel tentang akibat tekanan kompresi diesel lemah. Semoga bisa menambah wawasan kita.
Namun, tak banyak yang tahu kalau mesin diesel juga rentan terkena masalah apalagi kalau tidak digunakan dengan cara yang tepat.
Salah satu masalah kronis yang kerap menyerang mesin diesel adalah masalah tekanan kompresi rendah. Kira-kira apa akibat tekanan kompresi lemah ? dan apa penyebabnya ?
Tekanan kompresi bisa diartikan sebagai tekanan udara didalam ruang bakar ketika piston berada di titik mati atas diakhir langkah kompresi.
Besar kecilnya tekanan kompresi dipengaruhi oleh perbandingan kompresi (perbandingan antara volume ruang bakar dengan volume silinder total).
Kalau mesin bensin, memiliki tekanan kompresi sekitar 100 - 140 PSI. Namun pada mesin diesel tekanan kompresi bisa mencapai 350 PSI.
Baca pula ; Ini standar tekanan kompresi mesin diesel
Apa akibatnya kalau tekanan kompresi kurang dari 600 PSI ?
1. Mesin susah dihidupkan
Definisi mesin susah dihidupkan adalah mesin tetap bisa dihidupkan namun tidak bisa dalam satu kali start, melainkan perlu tiga hingga lima kali start.
Ini disebabkan karena tekanan kompresi memiliki pengaruh terhadap keberhasilan pembakaran mesin.
Kalau bensin ada nilai oktan, sementara mesin diesel ada nilai cetane. Nilai cetane inilah yang mempengaruhi solar untuk bisa terbakar di tekanan udara tertentu.
Sehingga apabila tekanan udara kurang dari normal, solar tidak akan terbakar. Solar baru akan terbakar saat temperatur mesin sudah meningkat.
Itulah sebabnya mesin tetap bisa dihidupkan.
2. Tenaga mesin kurang
Efisiensi pembakaran juga dipengaruhi oleh besarnya tekanan kompresi. Baik mesin diesel ataupun bensin, tekanan kompresi yang tinggi akan menyebabkan bahan bakar terbakar secara lebih serentak dan maksimal.
Artinya semua element bahan bakar seketika akan terbakar saat tekanan kompresi cukup tinggi. Sehingga hasilnya power mesin akan maksimal.
Kalau tekanan kompresi mesin lemah, otomatia solar tidak akan terbakar sempurna (masih ada sisa solar yang tidak terbakar). Sehingga power mesin mengalami penurunan.
3. Oli mesin sering habis
Hubungan oli dengan tekanan kompresi ada pada penyebab tekanan kompresi tersebut yang melemah.
Salah satu penyebab tekanan kompresi diesel lemah itu karena ring piston mengalami keausan. Sementara ring piston sendiri memiliki fungsi untuk merapatkan celah piston.
Apabila ring piston aus atau tergerus, maka celah piston akan melebar dan oli didalam bak engkol akan masuk ke ruang bakar melalui celah tersebut.
Oli yang masuk ke ruang bakar akan ikut terbakar, sehingga volume oli didalam bak oli akan berkurang dan knalpot mobil akan mengeluarkan asap putih.
Lantas apa yang menyebabkan tekanan kompresi diesel lemah ?
1. Penggunaan solar dengan sulphur content tinggi
Kandungan sulphur dan particulate didalam solar akan mempengaruhi emisi dan kebersihan ruang bakar.
Ruang bakar yang dipenuhi carbon dan kerak sangat mungkin mengalami keausan lebih cepat sehingga tekanan kompresi bisa lemah.
Di Indonesia sendiri batas maksimal kandungan sulfur dalam solar adalah 3.500 ppm. Namun untuk mesin common rail angka itu masih terlalu besar, mesin diesel commonrail lebih cocok menggunakan solar dengan kandungan sulphur 1.200 ppm seperti dexlite.
Kalau lebih dari itu maka emisi akan menjadi lebih buruk dan mesin lebih beresiko mengalami kerusakan di sektor tekanan kompresi.
2. Oli yang tidak sesuai
Sekarang ada berbagai produk oli mesin yang menawarkan masing-masing kelebihannya.
Namun tidak semua oli cocok untuk mobil karena kualitas bahan pada mesin serta seberapa besar celah-celah pada mesin itu memiliki perbedaan tiap-tiap mesin.
Pemilihan oli yang salah bisa membuat komponen mesin seperti ring piston cepat aus.
Untuk itu, pilihan terbaik yakni dengan mengesuaikan rekomendasi dari merk mobil anda.
3. Faktor usia mesin
Mesin diesel commonrail umumnya sanggup bertahan hingga 5 tahun pemakaian. Sementara mesin diesel konvensional memiliki ketahanan mencapai 7 tahun atau lebih.
Diesel commonrail lebih singkat karena pembakaran yang terjadi itu lebih ekstrem dari diesel konvensional. Ini bisa dilihat pada tekanan injeksi solar yang berbeda sangat jauh.
Kalau lewat masa itu dan ada gejala seperti mesin susah start serta tenaga mesin hilang maka itu wajar karena komponen mesin sudah melewati batas masa pakainya.
Demikian artikel tentang akibat tekanan kompresi diesel lemah. Semoga bisa menambah wawasan kita.