Tekanan Kompresi Mesin Bensin, Berapa Standarnya ?
Tekanan kompresi adalah suatu nilai yang menunjukan seberapa
besar tekanan udara didalam ruang bakar dalam posisi piston berada di TDC (top
dead center) atau titik mati atas.
Pengaruh tekanan kompresi ini ada pada proses pembakaran
mesin, kita tahu mesin bensin menggunakan udara yang dicampur dengan molekul
bensin dalam takaran tertentu sebagai bahan bakar.
Campuran tersebut tidak dapat dibakar begitu saja
menggunakan percikan busi, namun campuran tersebut perlu dinaikan tekanannya
agar lebih mudah terbakar.
Sehingga, ketika campuran udara dan bensin telah dikompresi
api sekecil apapun dapat membakar seluruh campuran. Dan ini akan berimbas pada
pembakaran sempurna pada mesin yang menghasilkan power yang sempurna pula.
Apabila tekanan kompresi kurang atau lemah, ini akan
berimbas pada pembakaran itu sendiri. Akibatnya mesin akan sulit dihidupkan
karena campuran udara dan bensin tidak bisa terbakar.
Lantas, berapa standar tekanan kompresi pada mesin bensin ?
Tekanan kompresi motor bensin dibuat berdasarkan power mesin
yang ingin dicapai. Artinya, nilai tekanan kompresi yang tinggi itu bisa
membuat hasil dari proses pembakaran lebih efisien dan maksimal. Sehingga selain
lebih bertenaga, mesin juga lebih ramah lingkungan.
Secara umum, tekanan kompresi mesin bensin ada di angka 140
PSI/ 9.5 bar hingga 220 PSI/15 bar. Tekanan kompresi dikatakan lemah apabila
menunjukan nilai 100 PSI/7 bar kebawah, dalam kondisi ini pembakaran akan sulit
terjadi dan kalaupun terjadi pembakaran pasti powernya kurang maksimal.
Baca pula ; ini normalnya tekanan kompresi pada mesin diesel
Pengaruh tekanan kompresi terhadap power mesin
Seperti yang saya utarakan diatas, campuran bensin dan udara
akan lebih mudah terbakar saat tekanan kompresinya dinaikan. Ini artinya,
tekanan kompresi yang tinggi memberi keuntungan pada sektor pembakaran yang
lebih merata, dan efisien.
Sehingga bisa disimpulkan mesin dengan tekanan kompresi atau
rasio kompresi mesin tinggi akan berimbas pada power yang semakin kuat juga.
Namun, tekanan kompresi ini juga dipengaruhi oleh faktor
bahan bakar dalam hal ini bensin. Bensin memiliki titik knocking. Knocking sendiri
adalah kondisi dimana bensin dapat terbakar karena temperature dan tekanan
udara yang tinggi.
Titik knocking bensin ini dipengaruhi oleh nilai oktan
bensin, artinya semakin besar nilai octane maka semakin tinggi juga titik
knockingnya.
Oleh sebab itu, mesin dengan tekanan kompresi yang tinggi
harus menggunakan bensin dengan nilai octane lebih besar.
Apa yang menyebabkan tekanan kompresi mesin lemah ?
Dalam satu kondisi kita bisa menemui dimana tekanan kompresi
mesin lemah, kalau sudah begini biasanya bengkel akan mengambil tindakan turun
mesin untuk membongkar bagian blok mesin untuk dilakukan reparasi.
Yang menyebabkan tekanan kompresi lemah itu beragam,
semuanya memang karena faktor pemakaian. Antara lain ;
- Ring piston aus
- Blok silinder aus
- Packing/gasket kepala silinder aus
- Katup mesin bocor
Biasanya, saat kompresi sebuah kendaraan mengalami penurunan
maka akan menunjukan beberapa gejala seperti ;
- Asap putih keluar dari knalpot
- Power mesin kurang
- Mesin susah dihidupkan dipagi hari
- Ada suara ngobos pada mesin
Untuk mengetahui berapa tekanan kompresi pada mesin
kendaraan anda, anda memerlukan sebuah alat yang dinamakan engine compression
tester.
Cara mengukur kompresi mesin cukup mudah, anda bisa
menggunakan lubang busi sebagai tempat nipple compression tester diletakan.
Setelah nipple sudah diletakan, start mesin sambil menginjak
pedal gas secara penuh (full throttle open).
Nantinya pada gauge akan tertera berapa nilai tekanan
kompresi pada mesin kendaraan anda, sehingga akan ketahuan apakah tekanan
kompresi mesin masih normal atau justru mengalami penurunan.
Demikian artikel mengenai standar tekanan kompresi mesin
bensin, semoga bisa menambah wawasan kita semua