Materi Sistem Rem Kendaraan Terlengkap (Definisi, Cara Kerja, dan Jenisnya)
Sistem rem adalah mekanisme perlambatan kecepatan kendaraan
agar laju kendaraan bisa dikendalikan. Sistem pengereman, menggunakan prinsip
perubahan energi dari energi gerak ke energi panas. Sehingga, gerakan pada roda
kendaraan bisa berkurang.
Pengertian dan Fungsi Sistem Rem
Seperti yang dijelaskan diatas, sistem rem ini merupakan
mekanisme perlambatan kecepatan kendaraan. Dengan kata lain, sistem pengereman
menjadi salah satu komponen keselamatan aktif pada mobil dan motor.
Fungsi sistem rem antara lain ;
- Mengurangi kecepatan kendaraan secara berkala atau drastis
- Menahan kendaraan agar tidak bergerak maju atau mundur
Prinsip Kerja Sistem Rem
Sistem rem menggunakan prinsip perubahan energi dari energi
gerak ke energi panas.
Ini adalah kebalikan dari mesin, mesin kendaraan menggunakan
perbubahan energi dari panas pembakaran ke bentuk gerakan. Namun, saat gerakan
itu disalurkan ke roda ada mekanisme lain yang memperlambat putaran roda dengan
mengubahnya kembali ke bentuk energi panas.
Ini karena energi tidak dapat dibuat dan dimusnahkan,
sehingga untuk menghilangkan sebagian energi pada roda kendaraan, harus diubah
ke bentuk lain. Bentuk perubahan energi yang paling memungkinkan adalah
perubahan ke energi panas.
Cara perubahan energi sistem rem
Untuk mengubah energi gerak ke energi panas, sistem
pengereman menggunakan gesekan dua material.
Kita tahu, kalau gesekan pasti menimbulkan panas. Panas tersebut
timbul karena proses perubahan energi dari energi gerak yang saling bergesekan
menjadi energi panas. Sehingga temperatur permukaan benda yang bergesekan lebih
tinggi, namun gerakan benda tersebut melemah.
Material benda gesekan pada sistem rem
Dalam sistem rem, gesekan ini diperoleh antara piringan yang
terhubung dengan roda (berputar) dengan kampas rem yang terhubung dengan chasis
kendaraan (diam).
Namun seperti yang anda ketahui, gesekan ini pasi
menghasilkan panas. Dan panas, bisa melelehkan logam. Sehingga harus ada
penyesuaian material pada piringan dan kampas rem.
Kalau dua benda ini berbahan logam, pasti gesekan akan
menimbulkan panas yang cukup besar juga suara yang cukup kasar. Namun kalau dua
benda ini terbuat dari bahan organik (isolator) maka ketahanannya lemah
sehingga akan cepat tergerus.
Dari kondisi ini, maka piringan rem yang berputar dibuat
dari bahan besi solid. Besi ini, juga dibuat dengan permukaan gesek yang halus
agar saat bergesekan, tidak menimbulkan
suara yang berisik.
Sementara kampas rem, umumnya terbuat dari bahan organic
(keramik, asbes ) yang memiliki permukaan lebih kasar. Sehingga tetap memiliki
gaya gesek yang besar.
Jenis – Jenis Sistem Rem
Secara umum ada dua macam sistem rem, yakni ;
1. Sistem rem tromol
Rem tromol, adalah sistem pengereman tertutup yang
menggunakan komponen berbentuk seperti mangkuk yang diletakan dibagian luar
kampas rem.
Komponen berbentuk mangkuk ini, dinamakan tromol dan terhubung
dengan roda kendaraan.
Sementara didalam tromol rem, terdapat dua buah kampas rem
yang memiliki luas penampang cukup lebar. Saat rem diaktifkan, maka dua kampas
rem ini akan menekan permukaan dalam tromol rem ke arah luar. Sehingga gerakan
tromol dan roda bisa terhenti.
Selengkapnya, bisa anda simak pada artikel ini ; Komponen dan cara kerja rem tromol
Selengkapnya, bisa anda simak pada artikel ini ; Komponen dan cara kerja rem tromol
2. Sistem Rem Cakram
Rem cakram, adalah sistem rem terbuka yang menggunakan
metode penjepitan piringan untuk menghentikan putaran piringan rem.
Untuk komponennya, terdapat sebuah piringan berbentuk
lingkaran yang terhubung dengan roda. Lalu pada satu titik, terdapat dua kampas
rem yang terletak disamping kanan dan kiri piringan.
Saat rem diaktifkan, kampas rem akan menjepit bagian
piringan yang berputar. Sehingga putaran roda serta piringan rem akan terhenti. (selengkapnya bisa baca ; Pengertian dan prinsip kerja rem cakram kendaraan)
Selain dua jenis rem diatas, jika dikupas lebih detail ada 8 macam sistem rem. Anda bisa membaca artikel berikut ; 8 Jenis Sistem Rem Kendaraan beserta Cara kerjanya
Komponen sistem rem
Nama komponen pada sistem rem, memang berbeda tiap jenis
rem. Tapi, kalau secara umum komponen sistem rem terbagi menjadi tiga bagian
yakni ;
1. Komponen input
Komponen input, merupakan bagian sistem rem yang berfungsi
sebagai tempat aktifasi sistem pengereman. Dari komponen inilah, pengemudi
mengaktifkan sistem rem.
Biasanya yang termasuk dalam komponen input adalah pedal rem
pada mobil, atau tuas rem pada sepeda motor.
2. Komponen penghubung
Komponen penghubung, adalah bagian sistem rem yang
menghubungkan gerakan pada input menuju aktuator rem. Meski bagian ini hanya
menghubungkan, namun konstruksinya juga harus diperhitungkan agar tidak
mengalami kerugian tenaga.
Yang masuk dalam bagian ini, adalah kawat rem pada sistem
rem mekanis atau kalau yang lebih maju menggunakan hidrolik dan pada bus
biasanya menggunakan tekanan angin.
3. Aktuator rem
Aktuator rem, adalah komponen yang bertindak langsung
menghentikan putaran roda. Di bagian inilah proses perubahan energi dari energi
putar ke energi panas terjadi. Kinerja aktuator rem, hanya akan aktif saat
pengemudi mengaktifkannya melalui bagian input.
Yang termasuk dalam aktuator rem, adalah rem cakram, rem
tromol dan rem parkir.
Bagaimana dengan Engine Brake ?
Selain sistem pengereman yang terdapat pada roda, ada pula
pengereman yang tidak terdapat pada roda kendaraan. Contohnya engine brake.
Engine brake, juga sama dengan rem roda yang berfungsi untuk
memperlambat laju kendaraan. Namun engine brake tidak mampu mengentikan
kendaraan hingga 0 KM/jam.
Ini karena prinsip kerja engine brake berbeda dengan sistem
rem gesek.
Engine brake memanfaatkan RPM mesin yang lebih rendah untuk
memperlambat putaran roda yang lebih tinggi dari RPM mesin. Sehingga, saat rem
ini diaktifkan mobil terasa tertahan.
Meski tidak bisa menghentikan laju kendaraan hingga 0
Km/Jam, engine brake ini cukup berguna saat memperlambat laju kendaraan di
kecepatan tinggi. Karena aktifasinya juga mudah, tinggal lepas gas (tanpa injak
kopling) maka engine brake akan aktif.
Demikian artikel lengkap mengenai pengertian, fungi dan
prinsip kerja sistem rem. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.