Pengukuran dan Pemeriksaan Poros Engkol Pada Mesin
Poros engkol (crankshaft) memiliki beberapa jenis pemeriksaan, seperti pemeriksaan run out, keovalan, dan oil clearence. Tujuan langkah pemeriksaan ini, adalah untuk mengetahui apakah poros engkol masih layak digunakan atau harus diganti.
Lalu bagaimana langkah-langkahnya ? mari kita bahas secara rinci
Untuk memeriksa kondisi poros engkol, terlebih dahulu kita harus melakukan pengukuran poros engkol.
Pengukuran ini akan bertujuan untuk mengetahui data dari poros engkol seperti diameter crank pin dan crank journal. Nantinya hasil pengukuran akan disimpulkan untuk memeriksa apakah poros engkol masih layak atau tidak.
Sebelumnya, ada alat yang perlu dipersiapkan antara lain ;
1. Pengukuran run out crankshaft
Run out atau kebengkokan poros engkol akan menunjukan kesejajaran poros saat berputar, hal ini cukup penting karena poros yang bengkok akan mempengaruhi volume dan tekanan kompresi yang dihasilkan piston. Untuk melakukan pengukuran ini, pastikan poros engkol sudah dalam keadaan bersih tanpa kotoran dan lapisan oli.
2. Pengukuran crank pin poros engkol
Crankpin adalah poros pada crankshaft yang terhubung dengan connecting rod. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui beberapa hal seperti keovalan dan ketirusan crank pin.
Data yang didapat pada pengukuran diatas, bisa kita gunakan untuk menentukan keovalan dan ketirusan crank pin.
3. Pengukuran crank journal
Crank journal merupakan poros yang menjadi tumpuan crankshaft terhadap blok silinder. journal ini, ada sekitar 5 buah untuk mesin 4 silinder. teknik pengukurannya juga sama dimana tiap journal terdapat 4 posisi pengukuran (A1, A2, B1, B2).
Hasil pengukuran crank journal ini akan kita gunakan untuk mencari keovalan dan ketirusan crank journal (caranya sama seperti nomor 2) serta untuk mengetahui oil clearence crank journal (caranya ada dibawah).
4. Pengukuran journal oil clearence
Pengukuran ini akan menentukan celah antara bearing crankshaft dengan crank journal pada blok silinder. pengukuran ini juga biasa disebut sebagai pengukuaran celah oli, caranya anda bisa memakai cylinder bore gauge untuk mengukur inner diameter penahan crankshaft pada blok silinder.
Sebelum anda mulai mengukur, anda harus memasang penahan crankshaft beserta bearing pada blok silinder (seperti pada gambar) lalu kencangkan sesuai moment.
Cara mengukurnya juga hampir sama seperti pengukurandiameter silinder memakai bore gauge, hanya saja pada pengukuran ini jarum alat ukur tida perlu ditambah dengan pemanjang. Lakukan pengukuran pada 4 titik (A1, A2, B1, B2), pastikan anda menggerakan bore gaguge sejajar dengan jarum alat ukur untuk mengetahui pergerakan maksimal dari jarum penunjuk dial gauge.
Catat hasil pengukurannya, kemudian cari selisih penguran ini dengan hasil pengukuran diameter crank journal. Bandingkan hasilnya dengan celah limit yang sudah ditentukan. Jika celah itu melebihi limit maka celah oli bisa dipastikan lebih longgar sehingga akan memicu terjadinya oblak ketika piston bergerak naik turun.
Namun, kelemahan dari cara ini yakni kurang akurat. Kalau SOP itu menggunakan alat khusus berupa plastic gauge.
Alat ini dipasangkan pada masing-masing crank journal, lalu pasang poros engkol ke blok silinder serta kencangkan sesuai moment. Plastic gauge akan menyesuaikan celah oli antara bearing dan crank journal, sehingga ketebalan plastic gauge dapat menunjukan journal oil clearence.
5. Pengukuran end play/thrust bearing
Pengukuran selanjutnya akan mengetahui keausan bantalan luncur atau thrust bearing yang berjumlah dua buah yang terletak pada journal tengah. Pengukuran ini akan mengetahui bagaimana pergerakan crankshaft dari gaya aksial, gaya ini mengarah kedepan mesin yang diakibatkan oleh hentakan dari sistem powertrain.
Selain menggunakan bore gauge, anda memakai plasticgage. Cara ini terbilang mudah karena kita hanya perlu menuangkan plastic ini kecelah oli pada journal crankshaft dan mengencangkan baut penahan crankshaft sesuai momet. Tapi jika anda belum memiliki alat ini maka bisa dilakukan dengan cara diatas.
Pemeriksaan poros engkol sejatinya dilakukan pada mesin-mesin tertentu yang sudah masuk kategori masalah berat karena pekerjaan ini dilakukan saat mesin dalam kondisi terbongkar. Sementara proses overhoule mesin dilakukan apabila ada permasalahan serius yang dideteksi timbul akibat kerusakian komponen inti mesin.
Demikian artikel lengkap mengenai cara mengukur dan memeriksa poros engkol mesin, semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang otomotif.
Lalu bagaimana langkah-langkahnya ? mari kita bahas secara rinci
Pemeriksaan Kelayakan Poros Engkol
Untuk memeriksa kondisi poros engkol, terlebih dahulu kita harus melakukan pengukuran poros engkol.
Pengukuran ini akan bertujuan untuk mengetahui data dari poros engkol seperti diameter crank pin dan crank journal. Nantinya hasil pengukuran akan disimpulkan untuk memeriksa apakah poros engkol masih layak atau tidak.
Sebelumnya, ada alat yang perlu dipersiapkan antara lain ;
- V Block
- Meja Perata
- Outside Micrometer
- Cylinder Bore Gauge
- Dial Gauge
1. Pengukuran run out crankshaft
Run out atau kebengkokan poros engkol akan menunjukan kesejajaran poros saat berputar, hal ini cukup penting karena poros yang bengkok akan mempengaruhi volume dan tekanan kompresi yang dihasilkan piston. Untuk melakukan pengukuran ini, pastikan poros engkol sudah dalam keadaan bersih tanpa kotoran dan lapisan oli.
- Tempatkan kedua ujung crank journal pada dua buah V block, ini bertujuan untuk meahan poros agar bisa berputar.
- Siapkan meja perata sebagai tempat melakukan pengukuran, meja ini akan menjaga kesejajaran antara v blok dan dial gauge kemudian tempatkan dua buah v blok diatas meja ini.
- Tempatkan dial gauge pada journal bagian paling tengah.
- Set jarum dial pada angka 0 dan pastikan saat jarum dial masuk atau keluar akan menggerakan penunjuk dial.
- Putar secara crankshaft secara berlahan hingga 360 derajat atau satu putaran. Sambil memutar, perhatikan penunjuk dial untuk mencari pergerakan terjauh dari penunjuk ini.
- Kemungkinan penunjuk akan bergerak pada dua sisi, yakni sebelum 0 dan sesudah 0. Misal jarum bergerak 0,07 mm setelah 0 dan jarum juga bergerak 0,03 sebelum 0. Maka kebengkokan poros engkol adalah 0,07 + 0,03 = 0,10 mm.
2. Pengukuran crank pin poros engkol
Crankpin adalah poros pada crankshaft yang terhubung dengan connecting rod. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui beberapa hal seperti keovalan dan ketirusan crank pin.
- Siapkan outside micrometer dengan skala pengukuran sesuai dengan diameter crank pin.
- Set outside micrometer hingga pembacaannya tepat.
- Masih tempatkan crankshaft pada v blok diatas meja perata.
- Ukur pin ini pada 4 posisi, yakni posisi A1, A2, B1, dan B2. Posisi A dan B merupakan garis yang saling berpotongan pada crank pin, sementara posisi 1 dan 2 merupakan posisi sisi kanan dan sisi kiri crank pin.
- Catat hasil pengukuran tersebut pada sebuah note, kemudian ukur ketiga crank pin lainnya.
Gambar Pengukuran Poros Engkol |
Data yang didapat pada pengukuran diatas, bisa kita gunakan untuk menentukan keovalan dan ketirusan crank pin.
- Untuk mengetahui ketirusan crank pin, anda harus mencari selisih antara A1 dan A2 serta B1 dan B2 (ketirusan sudut A = A1-A2, ketirusan sudut B = B1 - B2)
- Untuk mengetahui keovalan crank pin, anda harus mencari selisih antara A1 dan B1 serta A2 dan B2 (keovalan posisi 1 = A1-A2, keovalan posisi 2 = A2-B2)
3. Pengukuran crank journal
Crank journal merupakan poros yang menjadi tumpuan crankshaft terhadap blok silinder. journal ini, ada sekitar 5 buah untuk mesin 4 silinder. teknik pengukurannya juga sama dimana tiap journal terdapat 4 posisi pengukuran (A1, A2, B1, B2).
Hasil pengukuran crank journal ini akan kita gunakan untuk mencari keovalan dan ketirusan crank journal (caranya sama seperti nomor 2) serta untuk mengetahui oil clearence crank journal (caranya ada dibawah).
4. Pengukuran journal oil clearence
Pengukuran ini akan menentukan celah antara bearing crankshaft dengan crank journal pada blok silinder. pengukuran ini juga biasa disebut sebagai pengukuaran celah oli, caranya anda bisa memakai cylinder bore gauge untuk mengukur inner diameter penahan crankshaft pada blok silinder.
Cara mengukurnya juga hampir sama seperti pengukurandiameter silinder memakai bore gauge, hanya saja pada pengukuran ini jarum alat ukur tida perlu ditambah dengan pemanjang. Lakukan pengukuran pada 4 titik (A1, A2, B1, B2), pastikan anda menggerakan bore gaguge sejajar dengan jarum alat ukur untuk mengetahui pergerakan maksimal dari jarum penunjuk dial gauge.
Catat hasil pengukurannya, kemudian cari selisih penguran ini dengan hasil pengukuran diameter crank journal. Bandingkan hasilnya dengan celah limit yang sudah ditentukan. Jika celah itu melebihi limit maka celah oli bisa dipastikan lebih longgar sehingga akan memicu terjadinya oblak ketika piston bergerak naik turun.
Namun, kelemahan dari cara ini yakni kurang akurat. Kalau SOP itu menggunakan alat khusus berupa plastic gauge.
Alat ini dipasangkan pada masing-masing crank journal, lalu pasang poros engkol ke blok silinder serta kencangkan sesuai moment. Plastic gauge akan menyesuaikan celah oli antara bearing dan crank journal, sehingga ketebalan plastic gauge dapat menunjukan journal oil clearence.
5. Pengukuran end play/thrust bearing
Pengukuran selanjutnya akan mengetahui keausan bantalan luncur atau thrust bearing yang berjumlah dua buah yang terletak pada journal tengah. Pengukuran ini akan mengetahui bagaimana pergerakan crankshaft dari gaya aksial, gaya ini mengarah kedepan mesin yang diakibatkan oleh hentakan dari sistem powertrain.
- Untuk mengukurnya, pasang terlebih dahulu poros engkol ke dudukannya serta kencangkan sesuai moment.
- Letakan dial indicator pada bagian belakang mesin, dan arahkan jarum dial pada ujung poros engkol.
- Pastikan anda sudah setting jarum penunjuk dengan tepat.
- Gerakan poros engkol kearah depan dan belakang secara kuat hingga ada pergerakan sedikit dari crankshaft.
- Saat menggerakan crankshaft, perhatikan perpindahan jarum penunjuk pada dial indicator. Jumlahkan pergerakan jarum penunjuk sebelum 0 dan sesudah 0 untuk mengetahui end play maksimal dari crankshaft.
- Terakhir, seperti biasa anda perlu membandingkan hasil pengukuran ini dengan limit yang diperbolehkan. Jika celah ini melebihi limit maka anda harus mengganti bearingnya bukan poros engkolnya.
Selain menggunakan bore gauge, anda memakai plasticgage. Cara ini terbilang mudah karena kita hanya perlu menuangkan plastic ini kecelah oli pada journal crankshaft dan mengencangkan baut penahan crankshaft sesuai momet. Tapi jika anda belum memiliki alat ini maka bisa dilakukan dengan cara diatas.
Pemeriksaan poros engkol sejatinya dilakukan pada mesin-mesin tertentu yang sudah masuk kategori masalah berat karena pekerjaan ini dilakukan saat mesin dalam kondisi terbongkar. Sementara proses overhoule mesin dilakukan apabila ada permasalahan serius yang dideteksi timbul akibat kerusakian komponen inti mesin.
Demikian artikel lengkap mengenai cara mengukur dan memeriksa poros engkol mesin, semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang otomotif.