Fungsi Relay 4 kaki & 5 kaki (Plus Gambar Rangkaiannya)
Cara Kerja Relay – Pada rangkaian kelistrikan mobil kita
sangat familiar dengan yang namanya relay, lantas apa anda sudah sepenuhnya
mengerti apa itu fungsi relay bagaimana cara kerja relay ? diartikel ini akan
kita bahas sedetail mungkin mengenai cara kerja relay 4 kaki dan relay 5 kaki.
Fungsi relay adalah sebagai jembatan penghubung antara arus
dari baterai langsung ke masa. Penggunaan relay akan memotong alur arus listrik
yang melewati rangkaiaan untuk mencapai beban. Artinya, relay akan membuat
aliran arus lebih sederhana dan lebih ringkas. Hasilnya, hambatan yang terjadi
pada rangkaian kelistrikan tersebut akan lebih kecil sehingga penggunan listrik
bisa lebih hemat dan beban kelistrikan bisa lebih maksimal kinerjanya.
Relay bekerja seperti saklar biasa namun saklar ini akan
digeraka oleh skema elektromagnetik yang
diatur oleh saklar utama. Dalam hal ini saklar didalam relay akan menghubungkan
arus langsung dari baterai ke beban kelistrikan, sehingga arus besar dari
baterai tersebut tidak perlu berputar-putar melewati saklar yang letaknya
didalam dashboard.
Hampir semua sistem kelistrikan mobil memakai relay,
contohnya pada rangkaian lampu atau klakson pemakaian relay terbukti membuat
cahaya lampu lebih terang dan bunyi klakson juga lebih keras. Hal ini bisa
dimodifikasi untuk membuat penghematan pemakaian arus listrik sehingga tingkat
keekonomisan bahan bakar juga akan berpengaruh.
Secara umum pada sebuah relay memiliki 4 buah terminal
antara lain
- Terminal 30, sebagai penyedia arus dari baterai
- Terminal 87, sebagai terminal yang terhubung dengan beban kelisrikan
- Terminal 85, sebagai sinyal dari saklar utama untuk menentukan kapan relay bekerja.
- Terminal 86, merupakan masa dari solenoid yang tepasang didalam relay.
dari keempat terminal diatas, relay ada yang memiliki
karakteristik NO (normaly open) aliran listrik pada tipe ini akan terputus saat
relay dalam kondisi mati. Dan katakteristik NC (normaly close) yang rangkaian
arusnya tersambung saat kondisi relay mati dan rangkaian ini akan terputus
ketika relay bekerja.
Dilihat dari jumlah kaki atau terminalnya, relay juga
mengalami perkembangan. Setidaknya ada 5 jenis relay yang dibedakan dari jumlah
terminal antara lain.
- Relay 3 kaki, relay ini memiliki tiga terminal antara lain terminal 30 sebagai sumber arus, 87 sebagai penghubung beban, dan 86 sebagai control relay. Sementara terminal 85 sudah tersambung ke terminal 30 didalam relay, untuk pengaturan kinerja relay dilakukan dari control masa terminal 86 relay.
- Relay 4 kaki, relay yang menjadi dasar relay ini dipakai pada rangkaian kelistrikan beban tunggal seperti klakson dan foglamp. relay ini memiliki kontrol power dari terminal 85 untuk mengatur kapan relay hidup.
- Relay 5 kaki, relay ini juga sebenarnya sama seperti relay 4 kaki hanya saja ada terminal 87a sebagai output kedua, dengan kata lain ada dua buah output pada relay ini. Hal itu memungkinkan suatu rangkaian dengan beban ganda bisa dijalankan melalui satu relay. Contoh relay ini ada pada rangkaian headlam (low and High), dan Stop lamp (tail and Brake).
- Relaty 8 kaki, relay ini memang jarang ditemukan pada rangkaian kelistrikan mobil. Apda relay ini memungkinkan ada dua perintah saklar pada sebuah relay.
Cara Kerja Relay Pada Rangkaian Kelistrikan
1. Relay 3 kaki
Kontrol pada relay 3 kaki terletak pada terminal 86 yang
harusnya terhubung dengan masa. Memang terminal 86 terhubung dengan masa namun
sebelum menyentuh masa aliran listrik akan dialirkan pada sebuah saklar
kelistrikan.
Misal pada rangkaian horn atau klakson, maka arus dari
baterai masuk ke terminal 30 relay. Didalam terminal 30 arus akan disalurkan ke
kontak relay dan ke solenoid yang terletak dibawah kontak. Output dari solenoid
yakni terminal 86 terminal dihubungkan ke saklar klakson didalam kabin, baru
setelah itu rangkaian terhubung dengan masa.
Jika klakson ditekan maka terminal 86 terhubung dengan masa,
hal itu akan menimbulkan kemagnetan pada solenoid. Kemagnetan tersebut akan
menarik kontak relay sehingga terminal 85 dan 87 terhubung.
2. Relay 4 kaki
Untuk relay 4 kaki biasanya dipakai untuk kontrol positif
pada rangkaian kelistrikan beban tunggal. Contohnya rangkaian foglamp, arus
dari baterai masuk ke terminal 30 relay dan terhubung ke kontak relay. Pada
sisi lain, saklar foglamp akan mengirimkan arus masuk ke terminal 85 relay dan
terminal 86 relay sudah terhubung ke masa secara default.
Sehingga ketika saklar fog lamp dihidupkan akan membuat kemagnetan
didalam solenoid yang menarik kontak relay sehingga terminal 30 dan 87
terhubung. Dan hasilnya timbul aliran listrik ke beban dalam hal ini lampu fog.
3. Relay 5 kaki
Pada relay 5 kaki, ada dua buah output. Output 87a akan
terhubung dengan terminal 30 relay saat relay mati, hal itu membuat ketika ada
arus yang mengalir ke terminal 30 maka terminal 87a juga akan mengalirkan arus.
Biasanya, pada rangkaian ini terminal 30 tidak tersambung langsung ke baterai
tapi ada kontrol lain misal pengaruh ignition.
Kita ambil contoh stop lamp. Ketika saklar dihidupkan, maka
akan timbul aliran arus dari terminal 30 ke terminal 87a sehingga lampu tail
hidup.
Saat rem ditekan, maka terminal 85 akan mengirmkan arus ke
solenoid sehingga terjadi kemagnetan dan terjadilah canging, kontak pada relay
berpindah dari 87a ke terminal 87 akibat tarikan magnet solenoid. Hal itu
membuat aliran arus berganti melalui terminal 87, terminal 87 akan langsung
menghubungkan arus ke lampu rem yang memiliki sinar lebih terang.
Demikian artikel lengkap mengenai rangkaian dan cara kerja
relay 4 dan 5 kaki semoga bisa menambah wawasan kita dan bermanfaat bagi kita
semua.