Cara Mengukur Diameter Piston Menggunakan Micrometer
Mengukur diamter piston - Salah satu pekerjaan yang sering dilakukan oleh bengkel
adalah turun mesin. Biasanya pekerjaan ini dilakukan karena mesin mengalami
kerusakan serius seperti kurangnya tenaga, atau berasap putih. Dalam pekerjaan
turun mesin, kita tidak hanya melakukan bongkar, bersihkan, lalu pasang
kembali. Kita juga harus melakukan analisa agar mengetahui mana komponen yang
perlu diganti.
Baca Juga :
Baca Juga :
Setidaknya ada tiga komponen yang diperiksa yaitu
- Pengukuran blok silinder
- Pengukuran piston
- Pengukuran ring piston.
Kemarin kita telah membahas tata cara pengukuran diametersilinder dan pengukuran ring piston, untuk melengkapinya kali ini kita akan
membahas cara mengukur diameter piston.
Tujuan dari pengukuran ini tidak lain adalah untuk
menganalisa apakah piston masih bisa digunakan atau perlu diganti. Karena
termasuk dalam barang teknik, maka kita harus melakukan technica measurement. Bagaimana
caranya ? sebelumnya siapkan beberapa perlalatan sebagai berikut :
- Vernier Caliper/jangka sorong
- Satu set Outside micrometer
- Micrometer holder(tracker)
Outside micrometer yang kita gunakan harus memiliki skala
pengukuran sesuai dengan diameter piston. Micrometer ada yang memiliki skala
0-25 mm, 25-50 mm, ada juga 50-75 mm. Untuk mengetahui mana micrometer yang
cocok, terlebih dahulu kita ukur diameter piston menggunakan jangka sorong.
Mengapa harus menggunakan micrometer ? dan tidak langsung
menggunakan jangka sorong ?
Hal ini dikarenakan ketelitian kedua benda ini memiliki
ketelitian yang berbeda. Micrometer memiliki ketelitian mencapai 0,01 mm. Sehingga
untuk menghitung diameter benda teknik, outside micrometer sangat dianjurkan. Langkah
pertama yaitu dengan melakukan penyetelan outside micrometer.
Cara menyetel Outside Micrometer
Sebelum kita melakukan pengukuran diameter silinder,
terlebih dahulu kita set micrometer yang akan kita gunakan. Langkah-langkahnya
sebagai berikut ;
1. Letakan outside micrometer pada trakcer atau holder untuk
menahannya.
Lalu masukan alat bantu pentyetelan yang umumnya memiliki
panjang 25 mm kedalam micrometer. Tempatkan diantara anfield dan spindle.
2. Putar rachet agar spindel bergerak menekan alat bantu
penyetelan, hingga rachet berbunyi. Pastikan anda hanya memutar bagian rachet
bukan bagian thimble. Karena akan membuat hasil pengukuran tidak akurat.
3. Setelah rachet berbunyi tandanya pengukuran sudah pas,
kemudian putar lock untuk mengamankan pengukuran micrometer.
4. langkah terakhir yaitu dengan meluruskan skala pada sleeve
dan thimble. Caranya dengan memutar sleev menggunakan alat seperti kunci yang
disediakan di tiap satu set outside micrometer seperti gambar berikut.
5. Apabila kedua skala telah lurus, maka micrometer telah siap
digunakan. Lepas alat batu penyetelan dengan memundurkan spindle. Ketika
melepas pengukuran, anda boleh memutar bagian thimble. Karena ketika
mengendorkan tidak merusak keakuratan pengukuran.
Langkah Pengukuran Diameter Piston
Sebelum melakukan pengukuran, pastikan anda telah menyiapkan
semua peralatan yang dibutuhkan. Salah satu persiapan yang penting adalah
menuiapkan catatan untuk menulis hasil pengukuran. Dalam sebuah piston akan
kita ukur pada 6 posisi, yaitu sumbu Xa,b,c dan sumbu Ya,,b,c. Buat tabel
seperti gambar dibawah.
Selanjutnya, pastikan piston telah terbebas dari segala
kotoran. Jika ada kerak bersihkan kerak tersebut menggunakan cairan pembersih
karburator dengan bantuan sikat.
Untuk mengukurnya ada 6 posisi yang perlu kita pahami
terlebih dahulu, posisi itu terletak pada ;
Mulailah mengukur dari posisi mana saja, misal pada posisi
Xa. Maka persiapkan outside micrometer dengan meregangkan bagian spindle
selebar mungkin agar piston bisa masuk sepenuhnya.
Lakukan pengukuran seperti pada gambar dibawah ini, pastikan
anda memutar bagian rachet saat mengencangkan ukuran. Dan jangan melibatkan
thimble ketika mengencangkan.
Img by :instructables.com
Gerakan piston ke arah samping kiri dan kanan, ketika piston
hanya bisa digerakan ke satu arah, maka pengukuran anda kurang center. Kendorkan
spindle sedikit saja, lalu lakukan hal serupa. Jika piston dapat bergerak ke
kiri kanan dengan agar sesak, maka pengukuran anda telah pas.
Jangan lupa kunci micrometer agar pengukuran tidak berubah. Bacalah
hasil pengukuran tersebut.
Terakhir bacalah hasil pengukuran micrometer dan catat pada
catatan yang telah kita siapkan.
Bagaimana cara membacanya ?
Bagi anda yang belum mengetahui cara membaca hasil
pengukuran micrometer, bisa di simak pada artikel ini.
Analisa Hasil Pengukuran
Setelah kita melakukan pengukuran bukan berarti pekerjaan
kita selesai, pengukuran hanya awal dari pekerjaan ini. Sementara untuk
menentukan apakah piston masih baik atau perlu diganti, kita harus melakukan
analisa.
Pertama, hitung ketirusan piston
Ketirusaan piston ada dua macam, yaitu ketirusan sumbu X dan
ketirusan sumbu Y. Untuk menghitung ketirusan sumbu X anda cukup mencari
selisih terbesar antara hasil pengukuran Xa, Xb dan Xc. Pada ketirusan sumbu Y
juga sama, cari selisih terbesar Ya,Yb dan Yc.
Kemudian bandingkan dengan limit ketirusan yang tertera pada
technical specification book. Apabila melebihi limit maka piston sudah tidak
standar dan perlu diganti.
Kedua, hitung keovalan piston
Keovalan adalah kondisi lingkar piston yang tidak sempurna. Keovalan
piston ada tiga macam, yaitu keovalan titik a, titik b dan titik c. Untuk
menghitung keovalan titik a, maka anda cukup mencari selisih antara hasil
pengukuran Xa dengan Ya. Begitu pula dengan titik b dan titik c.
Terakhir jangan lupa bandingkan dengan limit yang ada pada
buku spesifikasinya.
Jika semua telah rampung dikerjakan, maka anda mendapatkan
kesimpulan apakah piston masih dalam keadaan baik atau perlu diganti. Jangan
lupa untuk merapikan kembali peralatan yang kita gunakan dan bersihkan agar
umur tools lebih awet.
Sekian artikel singkat kita kali ini tentang cara mengukur
diameter piston, semoga bisa membantu.