Cara kerja lampu DRL (Daytime Running Light) pada kendaraan
Lampu DRL - Sistem penerangan berfungsi untuk menerangi jalanan dari kegelapan agar pengguna dapat mengendalikan kendaraan dengan baik. Sistem penerangan ini sangat penting keberadaannya pada sebuah kendaraan. Karena sistem ini juga akan menunjang keselamatan berkendara khususnya dimalam hari.
Sistem penerangan meliputi headlamp, stop lamp dan lampu aksesoris. Pada sebuah headlamp terdapat beberapa macam lampu diantaranya lampu dekat, lampu jauh dan DRL (Daytime Running Light). Lampu jauh atau dekat mungkin sudah sangat familiar, namun apa itu lampu DRL?, bagaimana cara kerja lampu DRL ? Inilah yang akan menjadi pembahasan kita kali ini.
DRL adalah singkatan yang diambil dari bahasa Inggris daytime running light yang artinya lampu siang hari. Fungsinya, jelas untuk memberikan penerangan di siang hari.
Mengapa disiang hari yang terang benderang harus disertakan sistem penerangan ? Hal ini ternyata sudah ditetapkan pada peraturan perundang- undangan Pasal 107 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Peraturan bukan tanpa tujuan, Ditlantas Polda Metro Jaya, Hadary telah membuktikan bahwa penerapan peraturan ini telah menekan angka kecelakaan kendaraan di jalan raya sebanyak 20 persen selama dua bulan.
Namun walau diperaturan itu hanya sepeda motor saja yang diwajibkan, pengguna mobil tidak boleh lengah. Dalam kondisi tertentu mobil juga harus menyalakan lampu DRL.
Itulah sebabnya banyak lampu motor yang tidak dilengkapi saklar off. Karena akan otomatis menyala saat mesin hidup. Sementara pada mobil, ada dua macam pengendalian. Kontrol manual dan otomatis. Pada kontrol otomatis, lampu DRL otomatis menyala saat kunci kontak ON. Namun masih memiliki saklar untuk menonaktifkan.
Lampu DRL atau lampu kota pada dasarnya sama dengan model lampu lain, namun dalam segi intensitas cahaya lampu DRL tidak seterang low beam dan high beam. Mengingat lampu ini sebenarnya berfungsi untuk menginformasikan ke pengguna jalan lain bahwa dibelakang atau didepannya terdapat kendaraan.
Dalam perkembangannya, lampu DRL mengalami beberapa inovasi. Dulu lampu DRL masih menggunakan bolam sebagai pencahayaan. Namun hal itu ternyata bersifat boros karena menghabiskan banyak energi baterai. Untuk itu, saat ini banyak pabrikan otomotif menggunakan LED DRL. Selain lebih sporty lampu LED dapat menekan penggunaan energi hingga 5 sampai 10 watt.
Lantas bagaimana cara kerja lampu DRL ini sehingga dapat menyala saat mesin menyala? Simak pembahasan dibawah.
Dari segi kontrol, lampu DRL memiliki tiga tipe kontrol yaitu;
1. Kontrol manual
Kontrol manual menggunakan switch atau saklar DRL yang biasanya terletak didalam saklar kombinasi headlamp. Cara kerja kontrol ini, saat saklar diaktifkan arus akan mengalir dari baterai ke sistem penerangan.
Arus listrik akan melewati fuse, relay, dan akan tersambung ke masa melalui lampu DRL sehingga lampu bersinar. Tipe kontrol ini lebih sederhana karena tidak menyertakan sinyal dari beberapa komponen.
2. Kontrol ignition
Kontrol ignition masuk dalam tipe auto headlamp, dimana lampu DRL akan otomatis menyala saat kunci kontak berada pada posisi ON atau Ignition ON.
Cara kerjanya, saat kunci kontak berada pada posisi ON arus listrik akan mengalir ke relay utama dan menghidupkan beberapa control module. Arus listrik juga mengalir ke ECU sebagai sinyal IG ON, sinyal itu akan dijadikan ECM sebagai acuan untuk menyalakan lampu DRL.
Namun terdapat switch pada saklar kombinasi yang digunakan untuk menonaktifkan lampu DRL. Sehingga lampu ini akan otomatis menyala saat kunci kontak ON namun perlu dinonaktifkan secara manual. Saat lampu DRl masih menyala dan kunci kontak dikembalikan ke posisi OFF, lampu ini akan tetap menyala dalam jangka waktu tertentu bisa 30 sampai 60 detik.
3. Kontrol Starter
Tipe kontrol yang ketiga akan menyala saat mesin berputar. Ini juga termasuk jenis auto headlamp sama seperti kontrol ignition namun memiliki rangkaian yang lebih rumit.
Sinyal untuk menyalakan lampu DRL diperoleh dari sensor CKP dan CMP yang akan mengirimkan sinyal PWM ke ECU saat mesin berputar. Sinyal ini akan dijadikan sebagai acuan untuk menyalakan lampu DRL.
Namun jika kita jeli, saat proses start sebelum mesin menyala lampu ini masih mati sedangkan harusnya sensor mengirimkan sinyal PWM saat mesin berputar.
Hal itu dikarenakan adanya proses CUT OFF, yaitu proses mengkonsentrasikan seluruh energi listrik ke motir starter dengan memotong seluruh rangkaian elektrik lain. Sehingga bukan hanya lampu DRL, saat kita menyalakan audio pun akan mati saat proses start dan kembali hidup ketika mesin sudah berputar.
Itulah pembahasan mengenai cara kerja lampu DRL pada kendaraan. Semoga bisa menambah wawasan kita dalam dunia otomotif.
Sistem penerangan meliputi headlamp, stop lamp dan lampu aksesoris. Pada sebuah headlamp terdapat beberapa macam lampu diantaranya lampu dekat, lampu jauh dan DRL (Daytime Running Light). Lampu jauh atau dekat mungkin sudah sangat familiar, namun apa itu lampu DRL?, bagaimana cara kerja lampu DRL ? Inilah yang akan menjadi pembahasan kita kali ini.
Apa Itu Lampu DRL ?
DRL adalah singkatan yang diambil dari bahasa Inggris daytime running light yang artinya lampu siang hari. Fungsinya, jelas untuk memberikan penerangan di siang hari.
Mengapa disiang hari yang terang benderang harus disertakan sistem penerangan ? Hal ini ternyata sudah ditetapkan pada peraturan perundang- undangan Pasal 107 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Peraturan bukan tanpa tujuan, Ditlantas Polda Metro Jaya, Hadary telah membuktikan bahwa penerapan peraturan ini telah menekan angka kecelakaan kendaraan di jalan raya sebanyak 20 persen selama dua bulan.
Namun walau diperaturan itu hanya sepeda motor saja yang diwajibkan, pengguna mobil tidak boleh lengah. Dalam kondisi tertentu mobil juga harus menyalakan lampu DRL.
Itulah sebabnya banyak lampu motor yang tidak dilengkapi saklar off. Karena akan otomatis menyala saat mesin hidup. Sementara pada mobil, ada dua macam pengendalian. Kontrol manual dan otomatis. Pada kontrol otomatis, lampu DRL otomatis menyala saat kunci kontak ON. Namun masih memiliki saklar untuk menonaktifkan.
Lampu DRL atau lampu kota pada dasarnya sama dengan model lampu lain, namun dalam segi intensitas cahaya lampu DRL tidak seterang low beam dan high beam. Mengingat lampu ini sebenarnya berfungsi untuk menginformasikan ke pengguna jalan lain bahwa dibelakang atau didepannya terdapat kendaraan.
Dalam perkembangannya, lampu DRL mengalami beberapa inovasi. Dulu lampu DRL masih menggunakan bolam sebagai pencahayaan. Namun hal itu ternyata bersifat boros karena menghabiskan banyak energi baterai. Untuk itu, saat ini banyak pabrikan otomotif menggunakan LED DRL. Selain lebih sporty lampu LED dapat menekan penggunaan energi hingga 5 sampai 10 watt.
Lantas bagaimana cara kerja lampu DRL ini sehingga dapat menyala saat mesin menyala? Simak pembahasan dibawah.
Cara Kerja Lampu DRL
Dari segi kontrol, lampu DRL memiliki tiga tipe kontrol yaitu;
1. Kontrol manual
Kontrol manual menggunakan switch atau saklar DRL yang biasanya terletak didalam saklar kombinasi headlamp. Cara kerja kontrol ini, saat saklar diaktifkan arus akan mengalir dari baterai ke sistem penerangan.
Arus listrik akan melewati fuse, relay, dan akan tersambung ke masa melalui lampu DRL sehingga lampu bersinar. Tipe kontrol ini lebih sederhana karena tidak menyertakan sinyal dari beberapa komponen.
2. Kontrol ignition
Kontrol ignition masuk dalam tipe auto headlamp, dimana lampu DRL akan otomatis menyala saat kunci kontak berada pada posisi ON atau Ignition ON.
Cara kerjanya, saat kunci kontak berada pada posisi ON arus listrik akan mengalir ke relay utama dan menghidupkan beberapa control module. Arus listrik juga mengalir ke ECU sebagai sinyal IG ON, sinyal itu akan dijadikan ECM sebagai acuan untuk menyalakan lampu DRL.
Namun terdapat switch pada saklar kombinasi yang digunakan untuk menonaktifkan lampu DRL. Sehingga lampu ini akan otomatis menyala saat kunci kontak ON namun perlu dinonaktifkan secara manual. Saat lampu DRl masih menyala dan kunci kontak dikembalikan ke posisi OFF, lampu ini akan tetap menyala dalam jangka waktu tertentu bisa 30 sampai 60 detik.
3. Kontrol Starter
Tipe kontrol yang ketiga akan menyala saat mesin berputar. Ini juga termasuk jenis auto headlamp sama seperti kontrol ignition namun memiliki rangkaian yang lebih rumit.
Sinyal untuk menyalakan lampu DRL diperoleh dari sensor CKP dan CMP yang akan mengirimkan sinyal PWM ke ECU saat mesin berputar. Sinyal ini akan dijadikan sebagai acuan untuk menyalakan lampu DRL.
Namun jika kita jeli, saat proses start sebelum mesin menyala lampu ini masih mati sedangkan harusnya sensor mengirimkan sinyal PWM saat mesin berputar.
Hal itu dikarenakan adanya proses CUT OFF, yaitu proses mengkonsentrasikan seluruh energi listrik ke motir starter dengan memotong seluruh rangkaian elektrik lain. Sehingga bukan hanya lampu DRL, saat kita menyalakan audio pun akan mati saat proses start dan kembali hidup ketika mesin sudah berputar.
Itulah pembahasan mengenai cara kerja lampu DRL pada kendaraan. Semoga bisa menambah wawasan kita dalam dunia otomotif.