Rangkaian Kelistrikan HVAC Mobil
Rangkaian AC - Didalam sebuah mobil, sistem AC tidak bisa dihilangkan. Karena bukan hanya menyamankan, tapi dengan adanya sirkulasi udara didalam kabin akan meminimalkan terbentuknya embun pada kaca mobil yang bisa mengganggu pandangan.
Sebenarnya, sistem AC dibuat bukan hanya untuk mendinginkan kabin. Secara umum, pendingin kabin masuk kedalam HVAC System. Apa itu HVAC ? Itu merupakan kependekan dari Heating Ventilating and Air Conditioning. Sehingga ada tiga fungsi sistem HVAC yakni untuk memanaskan ruang kabin, mendinginkan ruang kabin dan mensirkulasi udara didalam kabin.
Namun, di Indonesia yang bersuhu tropis cenderung panas sistem HVAC hanya berfungsi sebagai sirkulasi dan pendingin, untuk heater tidak dilengkapi dari pabrikan. Alasannya, karena heater dipakai saat musim dingin sementara di Indonesia tidak memiliki musim dingin. Kecuali mobil-mobil CBU Eropa yang memang memiliki target pasar global mungkin anda akan menemui fitur ini.
Mungkin pertanyaan ini yang masih berkelok dibenak anda, mekanisme AC mobil juga berasal dari AC ruangan. Hal itu karena prinsip Air Conditioning yang dipakai oleh AC ruangan dan mobil sama, yakni dengan menyerap panas latent dari udara melalui serangkaian refrigerant.
Hanya saja, konstruksi AC mobil tidak seperti AC ruangan yang memiliki komponen-komponen besar. AC mobil menggunakan rangkaian lebih fleksibel dan ringkas yang dosesuaikan dengan ruang mobil.
Cara kerjanya, sederhana. Saat anda menekan tombol blower kecepatan berapapun maka ventilasi udara akan tercipta. Biasanya ada dua mode, mode inner dan outer curculation. Mode inner circulation hanya akan menciptakan sirkulasi udara didalam kabin, sementara outer circulation sudah bersirkulasi dengan udara luar.
Outer circulation memang akan terasa sejuk karena udara dari dalam kabin akan digantikan udara luar. Namun inner circulation sangat berguna saat anda melewati jalanan berdebu.
Meski sirkukasi udara sudah terbentuk, saat ini proses air conditioning belum berjalan. Alasannya karena switch AC belum dinyalakan. Ketika kita menekan switch AC, dan mengatur range temperaturnya maka proses pendinginan akan berlangsung.
Anda akan mendengar bunyi cetekan dari kompresor AC dan bunyi dengung dari arah mesin. Bunyi ini berasal dari cooling fan yang hidup untuk mendinginkan refrigerant/freon. Freon yang sudah didinginkan akan masuk ke evaporator, didalam evaporator blower akan mengakirkan udara kearah kabin. Saat udara melewati evaporator maka suhunya akan turun dan itu akan membuat udara yang keluar dari ventilasi lebih sejuk.
Secara umum, ada tiga kelompok rangkaian yakni kelompok rangkaian Ekstra fan, kelompok rangkaian blower dan rangkaian pengatur suhu. Meski demikian ketiga kelompok ini saling terintegrasi.
1. Rangkaian Ekstra Fan
Pada sistem AC, ekstra fan atau cooling fan dipakai untuk mendinginkan kondensor. Kondensor AC terletak tepat didepan radiator, sehingga ketika kipas ini berputar sistem pendingin mesin otomatis akan aktif.
Dalam hal ini, kipas sangat ditentukan oleh perintah ECM. Biasanya ada dua atau tiga kecepatan kipas tergantung beban pendinginan. Umumnya juga setiap kecepatan memiliki relay tersendiri sehingga pada kipas dua kecepatan ada dua buah relay dengan dua output.
Sementara ECM akan menghidupkan kipas dengan menyabungkan output 86 dari kedua relay kipas ke massa. Perintah ECM setidaknya akan dipengaruhi oleh beberapa sensor seperti sensor air pendingin, sensor tekanan freon dan selektor AC.
Saat ketiga informasi dari sensor menunjukan nilai valuenya, misal ketika AC dinyalakan otomatis kompresor terhubung dan tekanan freon meningkat. Ini akan membuat kipas bekerja meski suhu air pendingin masih rendah.
Ketika selektor suhu diputar pada suhu dingin, maka kompresor akan terhubung lebih lama sehingga tekanan refrigerant yang dihasilkan juga lebih besar. Karena tekanan lebih besar serta perintah suhu AC yang lebih dingin kipas akan bekerja pada kecepatan tinggi untuk mendinginkan kondensor.
2. Rangkaian Blower Control
Rangkaian kedua bertugas pada sisi interior mobil. Dimana blower akan menentukan kecepatan aliran udara didalam kabin. Pada mobil dengan tipe double blower biasanya memiliki blower tambahan di belakang mobil. Sehingga pada tipe ini ada dua buah evaporator.
Rangkaiannya, cukup simple bahkan tidak sampai melibatkan ECU. Tapi pada beberapa mobil yang menganut Auto HVAC biasanya ada modul HVAC yang mengatur seluruh sistem ventilasi didalam ruang kabin secara terintegrasi.
Pada tipe standar bisa anda lihat pada rangkaian diatas. Dimana kecepatan kipas sangat dipengaruhi oleh selektor yang terhubung ke kontak-kontak yang mengarah ke blower. Pada blower 3 kecepatan maka ada tiga buah kontak berbeda yang dua diantaranya dihubungkan dengan resistor bernilai beda.
Artinya saat selektor menyentuh kontak speed 1, maka arus akan mengalir ke blower motor melewati resistor dengan nilai besar. Sehingga putaran kipas akan kecil, saat selektor diputar ke posisi 2, maka arus akan mengalir ke motor blower melalui resistor dengan nilai lebih kecil sehingga kecepatan motor bisa bertambah.
3. Rangkaian Pengatur suhu kabin
Suhu kerja AC diatur oleh sebuah selektor yang terletak disamping blower. Selektor ini, umumnya menggunakan variable resistor yang nilai tahanannya bervartiasi tergantung putaran selektor. Untuk mengirimkan sinyal, selektor akan mendapatkan tegangan referensi dari ECU kemudian output signal akan keluar melewati variable resistor. Kemudian sinyal tersebut masuk ke ECU untuk diolah.
Selain dari selektor suhu, ECU juga menggunakan sinyal dari thermister atau sensor suhu didepan evaporator. Sensor ini berfungsi sebagai feedback atau koreksi terhadap suhu yang dihasilkan.
Didalam ECU, sinyal tersebut kemudian diolah kembali dan menghasilkan output pada kompresor yang akan terhubung lebih lama dan kipas pendingin yang berputar lebih lama untuk menghasilkan suhu lebih dingin.
Demikian artikel lengkap mengenai rangkaian kelistrikan AC mobil semoga bermanfaat.
Sebenarnya, sistem AC dibuat bukan hanya untuk mendinginkan kabin. Secara umum, pendingin kabin masuk kedalam HVAC System. Apa itu HVAC ? Itu merupakan kependekan dari Heating Ventilating and Air Conditioning. Sehingga ada tiga fungsi sistem HVAC yakni untuk memanaskan ruang kabin, mendinginkan ruang kabin dan mensirkulasi udara didalam kabin.
Namun, di Indonesia yang bersuhu tropis cenderung panas sistem HVAC hanya berfungsi sebagai sirkulasi dan pendingin, untuk heater tidak dilengkapi dari pabrikan. Alasannya, karena heater dipakai saat musim dingin sementara di Indonesia tidak memiliki musim dingin. Kecuali mobil-mobil CBU Eropa yang memang memiliki target pasar global mungkin anda akan menemui fitur ini.
Bagaimana AC mobil bekerja ? Apa sama dengan AC ruangan ?
Mungkin pertanyaan ini yang masih berkelok dibenak anda, mekanisme AC mobil juga berasal dari AC ruangan. Hal itu karena prinsip Air Conditioning yang dipakai oleh AC ruangan dan mobil sama, yakni dengan menyerap panas latent dari udara melalui serangkaian refrigerant.
Hanya saja, konstruksi AC mobil tidak seperti AC ruangan yang memiliki komponen-komponen besar. AC mobil menggunakan rangkaian lebih fleksibel dan ringkas yang dosesuaikan dengan ruang mobil.
Cara kerjanya, sederhana. Saat anda menekan tombol blower kecepatan berapapun maka ventilasi udara akan tercipta. Biasanya ada dua mode, mode inner dan outer curculation. Mode inner circulation hanya akan menciptakan sirkulasi udara didalam kabin, sementara outer circulation sudah bersirkulasi dengan udara luar.
Outer circulation memang akan terasa sejuk karena udara dari dalam kabin akan digantikan udara luar. Namun inner circulation sangat berguna saat anda melewati jalanan berdebu.
Meski sirkukasi udara sudah terbentuk, saat ini proses air conditioning belum berjalan. Alasannya karena switch AC belum dinyalakan. Ketika kita menekan switch AC, dan mengatur range temperaturnya maka proses pendinginan akan berlangsung.
Anda akan mendengar bunyi cetekan dari kompresor AC dan bunyi dengung dari arah mesin. Bunyi ini berasal dari cooling fan yang hidup untuk mendinginkan refrigerant/freon. Freon yang sudah didinginkan akan masuk ke evaporator, didalam evaporator blower akan mengakirkan udara kearah kabin. Saat udara melewati evaporator maka suhunya akan turun dan itu akan membuat udara yang keluar dari ventilasi lebih sejuk.
Lantas, bagaimana rangkaian kelistrikan pada sistem AC ini ?
Secara umum, ada tiga kelompok rangkaian yakni kelompok rangkaian Ekstra fan, kelompok rangkaian blower dan rangkaian pengatur suhu. Meski demikian ketiga kelompok ini saling terintegrasi.
1. Rangkaian Ekstra Fan
Pada sistem AC, ekstra fan atau cooling fan dipakai untuk mendinginkan kondensor. Kondensor AC terletak tepat didepan radiator, sehingga ketika kipas ini berputar sistem pendingin mesin otomatis akan aktif.
Dalam hal ini, kipas sangat ditentukan oleh perintah ECM. Biasanya ada dua atau tiga kecepatan kipas tergantung beban pendinginan. Umumnya juga setiap kecepatan memiliki relay tersendiri sehingga pada kipas dua kecepatan ada dua buah relay dengan dua output.
Sementara ECM akan menghidupkan kipas dengan menyabungkan output 86 dari kedua relay kipas ke massa. Perintah ECM setidaknya akan dipengaruhi oleh beberapa sensor seperti sensor air pendingin, sensor tekanan freon dan selektor AC.
Saat ketiga informasi dari sensor menunjukan nilai valuenya, misal ketika AC dinyalakan otomatis kompresor terhubung dan tekanan freon meningkat. Ini akan membuat kipas bekerja meski suhu air pendingin masih rendah.
Ketika selektor suhu diputar pada suhu dingin, maka kompresor akan terhubung lebih lama sehingga tekanan refrigerant yang dihasilkan juga lebih besar. Karena tekanan lebih besar serta perintah suhu AC yang lebih dingin kipas akan bekerja pada kecepatan tinggi untuk mendinginkan kondensor.
2. Rangkaian Blower Control
Rangkaian kedua bertugas pada sisi interior mobil. Dimana blower akan menentukan kecepatan aliran udara didalam kabin. Pada mobil dengan tipe double blower biasanya memiliki blower tambahan di belakang mobil. Sehingga pada tipe ini ada dua buah evaporator.
Rangkaiannya, cukup simple bahkan tidak sampai melibatkan ECU. Tapi pada beberapa mobil yang menganut Auto HVAC biasanya ada modul HVAC yang mengatur seluruh sistem ventilasi didalam ruang kabin secara terintegrasi.
Pada tipe standar bisa anda lihat pada rangkaian diatas. Dimana kecepatan kipas sangat dipengaruhi oleh selektor yang terhubung ke kontak-kontak yang mengarah ke blower. Pada blower 3 kecepatan maka ada tiga buah kontak berbeda yang dua diantaranya dihubungkan dengan resistor bernilai beda.
Artinya saat selektor menyentuh kontak speed 1, maka arus akan mengalir ke blower motor melewati resistor dengan nilai besar. Sehingga putaran kipas akan kecil, saat selektor diputar ke posisi 2, maka arus akan mengalir ke motor blower melalui resistor dengan nilai lebih kecil sehingga kecepatan motor bisa bertambah.
3. Rangkaian Pengatur suhu kabin
Suhu kerja AC diatur oleh sebuah selektor yang terletak disamping blower. Selektor ini, umumnya menggunakan variable resistor yang nilai tahanannya bervartiasi tergantung putaran selektor. Untuk mengirimkan sinyal, selektor akan mendapatkan tegangan referensi dari ECU kemudian output signal akan keluar melewati variable resistor. Kemudian sinyal tersebut masuk ke ECU untuk diolah.
Selain dari selektor suhu, ECU juga menggunakan sinyal dari thermister atau sensor suhu didepan evaporator. Sensor ini berfungsi sebagai feedback atau koreksi terhadap suhu yang dihasilkan.
Didalam ECU, sinyal tersebut kemudian diolah kembali dan menghasilkan output pada kompresor yang akan terhubung lebih lama dan kipas pendingin yang berputar lebih lama untuk menghasilkan suhu lebih dingin.
Demikian artikel lengkap mengenai rangkaian kelistrikan AC mobil semoga bermanfaat.