9 Komponen Powertrain Mobil + Fungsi dan Pengertianya
Komponen Sistem Powertrain - Sebuah mobil disusun oleh kelompok komponen engine, electrical, body dan Powertrain. Powertrain atau bila diterjemahkan rangkaian tenaga adalah sekumpulan komponen yang terangkai untuk meneruskan putaran dari mesin keroda untuk bisa menjalankan kendaraan.
Sistem powertrain bukan hanya mengalirkan tenaga, tapi juga harus bisa menghantarkan tenaga ini secara efisien dan tidak mengalami banyak kerugian. Lantas, apa saja komponen yang termasuk pada sistem powertrain mobil ? simak ulasanya dibawah..
Ada tiga macam tipe powertrain, yaitu
1. Tipe FWD
Tipe pertama merupakan tipe yang paling banyak digunakan untuk mobil jenis MPV dab Hatch. Mobil-mobil berpenggerak depan (Front wheel drive) memang menawarkan powerflow yang ringkas sehingga menimbulkan kerugian tenaga yang kecil. Contoh mobil yang memakai sistem FWD adalah Ertiga, Honda Jazz, Grand Livina, Mazda 2 dan lainnya.
2. Tipe RWD
Tipe ini juga tak kalah banyak digunakan pada mobil yang dipasarkan di Indonesia, hanya saja kedua tipe ini memiliki karakter yang berbeda. Rear wheel drive menggunakan roda belakang sebagai penggerak kendaraan, hasilnya beban yang bisa ditampung sistem powertrain lebih besar. Oleh sebab itu, tipe ini banyak digunakan untuk mobil-mobil niaga seperti Mitsubishi ELF, Canter, Suzuki Cary dan Truk Hino.
3. Tipe AWD/4WD
Tipe berikutnya menjadi sistem penggerak wajib bagi Big SUV dan Offroader. Tipe ini memanfaatkan semua roda untuk menjadi penggerak, hal ini ditujukan agar traksi ban bisa lebih maksimal saat berjalan pada genangan lumpur. Contoh mobil yang dilengkapi sistem penggerak ini antara lain Chevrolet Trailblazer, Pajero Sport Dakar, Fortuner 4x4, Ford Ranger Double Cabin.
Ketiga tipe diatas, memiliki fungsi yang sama yakni mengantarkan putaran mesin ke roda namun menawarkan performa pada kondisi yang bervariasi. Sehingga komponennya juga ada perbedaan.
1. Kopling
Fungsi kopling adalah meneruskan dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi secara cepat dan efektif. Kopling akan sangat berguna saat kita memindahkan kecepatan roda gigi, perbedaan perbandingan gigi akan memicu terjadinya hentakan. Dengan adanya kopling maka hentakan saat perpindahan roda gigi akan dicegah.
Prinsip kerja kopling yakni dengan melakukan penjepitan antara kampas kopling yang berbahan kasar dengan plat penekan serta flywheel yang berbahan besi. Hasilnya, putaran dari flywheel akan disalurkan karena bahan kampas yang kasar.
Selain model plat ada pula model lain yang menggunakan sistem hidrolis. Sistem ini menggunakan dua turbin yang berputar akibat aliran fluida, maksudanya turbin pertama akan menggerakan fluida kearah turbin kedua. Dan gerakan fluida ini akan membuat turbine kedua ikut berputar.
2. Transmisi
Transmisi digunakan untuk memanipulasi moment puntir dari output mesin dengan melakukan perubahan perbandingan gigi. Prinsip kerja transmisi yakni dengan melakukan konfigurasi jumlah mata gigi yang beda antara drive gear dan driven gear. Jika drive wheel memiliki mata gigi lebih sedikit otomatis, satu putaran drive wheel hanya akan memutar driven wheel setengahnya atau bahkan seperempat.
Hal tersebut akan membuat putaran output yang melewati transmisi menjadi lebih rendah namun momentnya bertambah sehingga bisa dipakai untuk keperluan beban berat.
Untuk transmisi CVT, tidak lagi memakai rangkaian gigi, Hanya dua buah roda gigi dengan diameter bervariasi yang dihubungkan dengan sebuah belt. Perubahan besaran diamter gigi tentunya akan merubah perbandingan roda gigi.
3. Transaxle (FWD)
Pada dasarnya, komponen ini sama saja seperti transmisi RWD. Mungkin dari bentuknya yang lebih pendek. Hal itu karena output shaft pada transaxle tidak panjang, hanya sepanjang rangkaian roda gigi. Diujung output shaft dipasang output gear yang langsung terhubung dengan ring gear differential.
Inilah perbedaan FWD dan RWD. Pada tipe penggerak depan, differential langsung terpasang bersama transmisi. Sehingga lebih efektif penyaluran tenaganya.
4. Propeller Shaft
Propeller shaft pada kendaraan RWD dan 4WD berfungsi untuk meneruskan tenaga putar dari output transmisi ke differential. Letak diferential berada pada poros axle yang sejajar dengan sumbu roda membuat posisi poros propeller selalu berubah-ubah.
Oleh karena itu, dikedua ujung poros ini akan dipasangkan universal joint. Fungsunya untuk memindahkan putaran dari output transmisi pada setiap sudut.
Propeller shaft terbuat dari pipa besi kuat yang tahan terhadap moment puntir. Pemakaian poros besi ini memang terbukti memiliki tingkat perpindahan energi yang efektif dan tidak berisik, namun perlu di lengkapi dengan weight balance agar putaran poros bisa seimbang.
5. Transfer Case (4WD)
Transfer case pada dasarnya sama seperti transmisi biasa. Namun hanya ada sebuah rangkaian gigi yang akan memutuskan dan menghubungkan aliran tenaga dari output transmisi ke gardan depan. Biasanya, transfer case diatur secara manual oleh pengemudi melalui sebuah tuas khusus. Tapi pada sistem AWD, tidak ada pengaturan ini karena sudah diatur secara otomatis oleh komponen ECU.
6. Differential
Fungsi gardan atau diferential adalah untuk meneruskan tenaga dari propeller shaft ke axle shaft dengan arah tegak lurus terhadap propeller. Selain itu gardan juga berfungsi untuk membedakan putaran roda kiri dan kanan saat mobil berbelok.
Saat mobil berbelok ke arah kiri misalnya, maka jarak yang ditempuh roda kiri dan kanan akan berbeda karena saat ini tumpuan roda akan ditanggung oleh roda belakang kiri. Sehingga jika putaran roda kiri sama dengan roda kanan bisa mempercepat keausan ban.
Differential bekerja dengan prinsip perbedaan beban roda, ketika mobil berbelok ke arah kiri maka beban tumpuan mobil sebagian besar berpindah ke roda belakang kiri, sehingga gaya tekan pada roda ini semakin besar. Hal itu secara otomatis membuat rangkaian roda gigi diferential untuk mengurangi putaran roda kiri dan menambah putaran roda kanan.
7. Axle Shaft
Fungsi axle shaft adalah menghubungkan gardan dengan roda untuk meneruskan putaran. Poros As ini juga memakai bahan besi tabung yang tahan terhadap puntiran, namun biasanya memiliki diameter lebih kecil dibandingkan tabung poros propeller.
Poros axle ada dua macam, yakni tipe indipendent dan tipe rigid. Tipe rigid menggunakan poros yang langsung terhubung dari output differential ke wheel bearing sementara tipe indipendent memiliki dua buah universal joint diujung poros axle.
Perbedaan tipe ini terletak pada reaksi terhadap efek suspensi, dimana tipeada tipe rigid diferential akan berubah posisinya jika mobil terkena efek suspensi, namun pada tipe indipendent hanya axle shaft yang berubah posisi jika terkena efek suspensi.
8. Wheel Bearing
Fungsi wheel bearing adalah sebagai bantalan antara poros roda yang berputar dengan chasis mobil melalui steering knucle. Laher ini pada dasarnya sama seperti laher sepeda motor atau sepeda, hanya saja pada mobil jenis bearing yang dipakai adalah roller bearing yang memiliki luas penampang lebih besar. Sehingga mampu menahan beban mobil ke roda.
9. Rims and Tires
Komponen sistem powertrain terakhir adalah roda yang tersusun dari velg dan ban. Velg merupakan rangka roda sebagai tumpuan kendaraan terhadap jalan, sementara ban menjadi pelapis velg agar getaran jalan tidak tersalur ke body serta untuk memperoleh grip yang lebih baik.
Demikian artikel lengkap mengenai komponen sistem powertrain pada mobil beserta fungsinya, semoga menambah wawasan kita dan bermanfaat bagi kita semua.
Sistem powertrain bukan hanya mengalirkan tenaga, tapi juga harus bisa menghantarkan tenaga ini secara efisien dan tidak mengalami banyak kerugian. Lantas, apa saja komponen yang termasuk pada sistem powertrain mobil ? simak ulasanya dibawah..
Ada tiga macam tipe powertrain, yaitu
1. Tipe FWD
Tipe pertama merupakan tipe yang paling banyak digunakan untuk mobil jenis MPV dab Hatch. Mobil-mobil berpenggerak depan (Front wheel drive) memang menawarkan powerflow yang ringkas sehingga menimbulkan kerugian tenaga yang kecil. Contoh mobil yang memakai sistem FWD adalah Ertiga, Honda Jazz, Grand Livina, Mazda 2 dan lainnya.
Baca juga : contoh mobil penggerak roda depan (FWD)
2. Tipe RWD
Tipe ini juga tak kalah banyak digunakan pada mobil yang dipasarkan di Indonesia, hanya saja kedua tipe ini memiliki karakter yang berbeda. Rear wheel drive menggunakan roda belakang sebagai penggerak kendaraan, hasilnya beban yang bisa ditampung sistem powertrain lebih besar. Oleh sebab itu, tipe ini banyak digunakan untuk mobil-mobil niaga seperti Mitsubishi ELF, Canter, Suzuki Cary dan Truk Hino.
Baca juga : Contoh mobil penggerak roda belakang (RWD)
3. Tipe AWD/4WD
Tipe berikutnya menjadi sistem penggerak wajib bagi Big SUV dan Offroader. Tipe ini memanfaatkan semua roda untuk menjadi penggerak, hal ini ditujukan agar traksi ban bisa lebih maksimal saat berjalan pada genangan lumpur. Contoh mobil yang dilengkapi sistem penggerak ini antara lain Chevrolet Trailblazer, Pajero Sport Dakar, Fortuner 4x4, Ford Ranger Double Cabin.
Ketiga tipe diatas, memiliki fungsi yang sama yakni mengantarkan putaran mesin ke roda namun menawarkan performa pada kondisi yang bervariasi. Sehingga komponennya juga ada perbedaan.
Baca pula : Ini dia perbedaan AWD dan 4WD
Nama Komponen Powertrain Beserta Fungsinya
1. Kopling
Fungsi kopling adalah meneruskan dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi secara cepat dan efektif. Kopling akan sangat berguna saat kita memindahkan kecepatan roda gigi, perbedaan perbandingan gigi akan memicu terjadinya hentakan. Dengan adanya kopling maka hentakan saat perpindahan roda gigi akan dicegah.
Prinsip kerja kopling yakni dengan melakukan penjepitan antara kampas kopling yang berbahan kasar dengan plat penekan serta flywheel yang berbahan besi. Hasilnya, putaran dari flywheel akan disalurkan karena bahan kampas yang kasar.
Selain model plat ada pula model lain yang menggunakan sistem hidrolis. Sistem ini menggunakan dua turbin yang berputar akibat aliran fluida, maksudanya turbin pertama akan menggerakan fluida kearah turbin kedua. Dan gerakan fluida ini akan membuat turbine kedua ikut berputar.
2. Transmisi
Transmisi digunakan untuk memanipulasi moment puntir dari output mesin dengan melakukan perubahan perbandingan gigi. Prinsip kerja transmisi yakni dengan melakukan konfigurasi jumlah mata gigi yang beda antara drive gear dan driven gear. Jika drive wheel memiliki mata gigi lebih sedikit otomatis, satu putaran drive wheel hanya akan memutar driven wheel setengahnya atau bahkan seperempat.
Hal tersebut akan membuat putaran output yang melewati transmisi menjadi lebih rendah namun momentnya bertambah sehingga bisa dipakai untuk keperluan beban berat.
Untuk transmisi CVT, tidak lagi memakai rangkaian gigi, Hanya dua buah roda gigi dengan diameter bervariasi yang dihubungkan dengan sebuah belt. Perubahan besaran diamter gigi tentunya akan merubah perbandingan roda gigi.
3. Transaxle (FWD)
Pada dasarnya, komponen ini sama saja seperti transmisi RWD. Mungkin dari bentuknya yang lebih pendek. Hal itu karena output shaft pada transaxle tidak panjang, hanya sepanjang rangkaian roda gigi. Diujung output shaft dipasang output gear yang langsung terhubung dengan ring gear differential.
Inilah perbedaan FWD dan RWD. Pada tipe penggerak depan, differential langsung terpasang bersama transmisi. Sehingga lebih efektif penyaluran tenaganya.
4. Propeller Shaft
Propeller shaft pada kendaraan RWD dan 4WD berfungsi untuk meneruskan tenaga putar dari output transmisi ke differential. Letak diferential berada pada poros axle yang sejajar dengan sumbu roda membuat posisi poros propeller selalu berubah-ubah.
Oleh karena itu, dikedua ujung poros ini akan dipasangkan universal joint. Fungsunya untuk memindahkan putaran dari output transmisi pada setiap sudut.
Propeller shaft terbuat dari pipa besi kuat yang tahan terhadap moment puntir. Pemakaian poros besi ini memang terbukti memiliki tingkat perpindahan energi yang efektif dan tidak berisik, namun perlu di lengkapi dengan weight balance agar putaran poros bisa seimbang.
5. Transfer Case (4WD)
Transfer case pada dasarnya sama seperti transmisi biasa. Namun hanya ada sebuah rangkaian gigi yang akan memutuskan dan menghubungkan aliran tenaga dari output transmisi ke gardan depan. Biasanya, transfer case diatur secara manual oleh pengemudi melalui sebuah tuas khusus. Tapi pada sistem AWD, tidak ada pengaturan ini karena sudah diatur secara otomatis oleh komponen ECU.
6. Differential
Saat mobil berbelok ke arah kiri misalnya, maka jarak yang ditempuh roda kiri dan kanan akan berbeda karena saat ini tumpuan roda akan ditanggung oleh roda belakang kiri. Sehingga jika putaran roda kiri sama dengan roda kanan bisa mempercepat keausan ban.
Differential bekerja dengan prinsip perbedaan beban roda, ketika mobil berbelok ke arah kiri maka beban tumpuan mobil sebagian besar berpindah ke roda belakang kiri, sehingga gaya tekan pada roda ini semakin besar. Hal itu secara otomatis membuat rangkaian roda gigi diferential untuk mengurangi putaran roda kiri dan menambah putaran roda kanan.
Baca juga : prinsip kerja gardan/diferensial pada kendaraan
7. Axle Shaft
Fungsi axle shaft adalah menghubungkan gardan dengan roda untuk meneruskan putaran. Poros As ini juga memakai bahan besi tabung yang tahan terhadap puntiran, namun biasanya memiliki diameter lebih kecil dibandingkan tabung poros propeller.
Poros axle ada dua macam, yakni tipe indipendent dan tipe rigid. Tipe rigid menggunakan poros yang langsung terhubung dari output differential ke wheel bearing sementara tipe indipendent memiliki dua buah universal joint diujung poros axle.
Perbedaan tipe ini terletak pada reaksi terhadap efek suspensi, dimana tipeada tipe rigid diferential akan berubah posisinya jika mobil terkena efek suspensi, namun pada tipe indipendent hanya axle shaft yang berubah posisi jika terkena efek suspensi.
8. Wheel Bearing
Fungsi wheel bearing adalah sebagai bantalan antara poros roda yang berputar dengan chasis mobil melalui steering knucle. Laher ini pada dasarnya sama seperti laher sepeda motor atau sepeda, hanya saja pada mobil jenis bearing yang dipakai adalah roller bearing yang memiliki luas penampang lebih besar. Sehingga mampu menahan beban mobil ke roda.
9. Rims and Tires
Komponen sistem powertrain terakhir adalah roda yang tersusun dari velg dan ban. Velg merupakan rangka roda sebagai tumpuan kendaraan terhadap jalan, sementara ban menjadi pelapis velg agar getaran jalan tidak tersalur ke body serta untuk memperoleh grip yang lebih baik.
Demikian artikel lengkap mengenai komponen sistem powertrain pada mobil beserta fungsinya, semoga menambah wawasan kita dan bermanfaat bagi kita semua.