Sistem Bakar Diesel Konvensional - Cara Kerja dan Komponen
Sistem Bahan Bakar Diesel – mesin diesel adalah jenis mesin
dengan karakteristik performa yang handal dengan pemakaian bahan bakar yang
irit. Karena keiritannya itu mesin diesel banyak diaplikasikan pada jenis mobil
niaga seperti truk hingga bus besar.
Mengapa diesel bisa lebih irit namun bertenaga ? karena
sistem bahan bakar diesel menggunakan solar yang memiliki daya ledak cukup
tinggi. Jika solar ini diinjeksikan kedalam ruang bakar yang sudah dikompresi
hingga 22 kali lebih kecil maka ledakan tinggi akan membuat mesin bekerja
secara efisien. Lantas bagaimana cara kerja penyemprotan bahan bakar diesel ini
?
Macam Macam Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel
Secara umum ada dua jenis sistem bahan bakar pada mesin diesel, yakni
1. Sistem konvensional
Sistem bahan bakar konvensional menggunakan mekanisme pompa
injeksi untuk menginjeksikan sejumlah solar melalui injektor dengan timming
yang pas.
2. Sistem common rail
Sistem commonrail serupa dengan sistem EFI pada mesin
bensin, dimana pembukaan injektor sudah diatur oleh komponen kelistrikan mesin.
Sehingga volume dan timming penginjeksian bisa berlangsung lebih efektif. Selengkapnya
mengenai common rail bisa anda baca pada cara kerja diesel common rail.
Dipembahasan kita kali ini, kita akan mengulas detail
selengkapnya mengenai sistem bahan bakar konvensional pada mesin diesel.
Prinsip Kerja Sistem Bahan Bakar Diesel
Prinsip kerja diesel fuel system adalah mengabutkan sejumlah
solar kedalam ruang bakar dengan tekanan tinggi sesuai timming pengapian.
Itu artinya, solar yang keluar dari dalam injektor ada ketika mesin berada pada top compression. Sementara solar yang keluar juga dituntut agar bisa mengabut (menyebar) agar pembakaran bisa merata secara serentak. Untuk itu, tekanan penginjeksian diesel cukup besar mencapai 100 – 250 bar dengan tekanan kompresi sekitar 40 bar dengan suhu 700 hingga 900 derajat celcius.
Itu artinya, solar yang keluar dari dalam injektor ada ketika mesin berada pada top compression. Sementara solar yang keluar juga dituntut agar bisa mengabut (menyebar) agar pembakaran bisa merata secara serentak. Untuk itu, tekanan penginjeksian diesel cukup besar mencapai 100 – 250 bar dengan tekanan kompresi sekitar 40 bar dengan suhu 700 hingga 900 derajat celcius.
Sementara itu, solar memiliki titik nyala pada suhu 50
hingga 96 derajat celsius, dengan kondisi temperatur ruang bakar mencapai 700
derajat celcius maka secara otomatis solar langsung terbakar. Itulah sebabnya,
pada mesin diesel tidak dilengkapi dengan busi
Komponen sistem bahan bakar diesel konvensional
- Tangki BBM, tangki bbm berfungsi menampung sumber tenaga berupa solar yang akan diubah kedalam bentuk panas melalui proses pembakaran mesin.
- Pompa primming, pada diesel konvensional pompa ini terletak didekat pompa injeksi tekanan tinggii. Pompa primming ini memiliki dua fungsi, yaitu menyalurkan solar dari tanki ke pompa injeksi dan melakukan proses bleeding
- Filter solar, fungsi filter solar adalah menyaring aliran solar dari kotoran dan air.
- Pompa injeksi, merupakan seperangkat pompa yang berfungsi menekan sejumlah solar kedalam injektor dengan tekanan tinggi sesuai timming mesin.
- Selang injektor tekanan tinggi, selang ini terbuat dari logam dengan lekukan yang sudah dipatenkan. Fungsinya untuk mengalirkan solar bertekanan tinggi dari pompa injeksi ke dalam injektor.
- Injektor, merupakan aktuator ujung sistem bahan bakar diesel dengan fungsi untuk mengabutkan solar bertekanan kedalam ruang bakar.
- Return feed, fungsinya untuk mengalirkan kelebihan solar dari pompa injeksi dan injektor kembali menuju tangki bbm.
- Selang bahan bakar, selang ini terbuat dari karet biasa seperti selang bahan bakar pada umunya dengan fungsi sebagai media pengaliran solar dari tangki ke pompa injeksi.
Cara kerja sistem bahan bakar diesel
- Saat mesin start, maka engkol mesin akan berputar. Putaran engkol akan disalurkan ke poros nok pompa melalui sebuah timming chain.
- Putaran nok, akan menggerakan pompa primming sehingga solar dari tanki tesedot naik melalui selang bahan bakar melewati saringan solar dan masuk ke pompa injeksi.
- Dilain sisi, poros nok pompa injeksi juga akan mendorong plunger secara tiba-tiba. Sehingga bahan bakar yang masuk ke pompa injeksi akan tertekan oleh plunger melewati delivery valve masuk ke selang injektor tekanan tinggi.
- Delivery valve merupakan bagian dari pompa injeksi yang berfungsi menahan tekanan solar dari sisi injektor.
- Tekanan solar tersebut mendorong solar yang sebelumnya sudah stanby didalam injektor, sehingga akan keluar dalam bentuk kabutan.
Bagaimana cara pengendalian RPM pada mesin diesel ?
img by blandong.com
Pengendalian RPM mesin diesel berbeda dengan mesin bensin,
jika pada gasoline kita menggunakan katup gas atau mengatur volume udara ke
intake pada diesel kita mengatur pasokan solar untuk mengatur RPM. Dengan kata
lain, semakin banyak solar yang keluar ke ruang bakar maka semakin tinggi pula
RPMnya.
Bagaimana mekanismenya ? pembahasan terkait hal ini sudah
kita bahas pada artikel sistem pompa injeksi inline, intinya pengaturan ini
diperoleh dari fuel barel yang memiliki volume berubah-ubah tergantung
penekanan pedal gas.
Fuel barel ini, merupakan media yang terletak diatas
plunger. Jadi seluruh solar yang ada pada fuel barel akan diinjeksikan ke
injektor. Sehingga ketika gas ditekan, volume fuel barel meningkat dan pasokan
solar juga meningkat.
Penjelasan diatas, merupakan sistem kerja bahan bakar
dieseol menggunakan pompa injeksi tipe in line. Secara umum ada tiga jenis
sistem pompa injeksi pada mesin diesel konvensional, yaitu
- Tipe inline
- Tipe distributor
- Tipe pneumatic
Pada tipe distributor, sebenarnya sama saja seperti tipe
inline. Namun perbedaan terletak pada bentuk pompa yang melingkar. Keberadaan
poros nok juga digantikan dengan sebuah poros dengan pembagian tekanan secara
rotary.
Sementara pada jenis pompa peneumatic, hampir sama seperti
pompa inline. Namun pada pompa ini biasanya juga dilengkapi dengan katup gas
untuk mengatur pasokan udara intake.
Demikian artikel lengkap mengenai cara kerja diesel fuel
system secara konvensional. Semoga bisa menambah wawasan kita dan bermanfaat
bagi kita semua.