Materi Sistem Pengapian Mobil (Jenis, dan Penjelasan Rinci)
Sistem pengapian - Mesin menghasilkan putaran karena terjadi pembakaran udara dan bahan bakar yang telah dikompresi didalam siklus mesin baik 2 tak maupun 4 tak.
Untuk mesin diesel, pembakaran terjadi karena suhu udara yang dikompresi sangat tinggi. Sementara untuk mesin bensin yang memiliki rasio kompresi lebih kecil, membutuhkan sebuah sistem untuk melakukan pembakaran. Sistem ini kita kenal dengan sistem pengapian.
Lantas apa sih sistem pengapian itu ? Bagaimana sistem pengapian bisa menimbulkan pembakaran didalam mesin ?
Sistem pengapian adalah sebuah rangkaian mekanikal dan elektrikal yang berfungsi menghasilkan percikan bunga api didalam silinder mesin saat akhir langkah kompresi.
Percikan api didalam silinder mesin diperoleh karena adanya lompatan energi listrik bertegangan tinggi yang diperoleh dari proses induksi elektromagnetik.
Sistem pengapian sendiri memiliki beberapa tipe antara lain ;
1. Sistem pengapian Konvensional
Sistem pengapian konvensional adalah sebuah rangkaian mekatronika yang menghasilkan percikan api melalui proses pemutusan arus. Ciri yang khas pada sistem pengapian konvensional yaitu platina sehingga banyak yang menyebutnya sistem pengapian platina.
Platina sendiri merupakan logam yang digunakan untuk memutuskan arus primer ignition coil. Untuk mengenal dan mengetahui cara kerja pengapian konvensional lebih lengkap, bisa baca Cara kerja sistem pengapian konvensional.
Kelebihan pengapian konvensional
Kekurangan pengapian konvensional
2. Sistem pengapian Transistor
Sistem pengapian transistor pada prinsipnya sama dengan sistem pengapian konvensional namun pada tipe ini, platina sudah tidak digunakan. Sehingga banyak yang menyebutkan sistem ini dengan sistem pengapian elektronik.
Transistor akan menggantika fungsi platina pada pengapian jenis ini. Transistor sendiri merupakan komponen semi konduktor yang berfungsi sebagai saklar elektronik. Baca cara kerja pengapian transistor untuk lebih lengkap.
Kelebihan pengapian transistor
Kekurangan pengapian Transistor
3. Sistem pengapian DLI
Sistem pengapian DLI (Distributor less ignition) menjadi tipe pengapian yang populer digunakan saat ini. Prinsip pengapian DLI, sama dengan pengapian transistor melalui metode pemutusan arus. Namun tidak lagi dilengkapi komponen distributor.
Distributor pada sistem pengapian, berfungsi untuk membagikan listrik bertegangan tinggi dari output coil sekunder ke masing-masing busi sesuai FO (Firing Order) mesin.
Pada sistem pengapian DLI, distributor ditiadakan karena listrik dari coil sekunder langsung tersalur ke busi. Untuk itu, pada pengapian DLI umumnya menggunakan coil pack dimana setiap satu busi dilayani oleh satu coil. Simak cara kerja pengapian DLI untuk lebih jelas.
Kelebihan pengapian DLI
Kekurangan pengapian DLI
4. Sistem pengapian CDI
Untuk jenis pengapian keempat, lebih populer digunakan pada mesin silinder tunggal yang banyak diaplikasikan pada motor. Prinsip kerja CDI menggunakan metode penyimpanan arus pada capasitor untuk selanjutnya dilepaskan ke coil agar terjadi induksi elektromagnetik.
Pada jenis pengapian ini, capasitor menjadi komponen pilar. Capasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan arus listrik dalam kapasitas tegangan yang besar. Untuk mengenal lebih detail, simak cara kerja pengapian CDI pada mesin motor.
Kelebihan pengapian CDI
Kekurangan pengapian CDI
Setelah membahas tentang jenis pengapian, maka pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa busi bisa mengeluarkan percikan api.
Kuncinya ada pada ignition coil. Didalam ignition coil akan terjadi proses induksi elektromagnetik yang menyebabkan kenaikan tegangan listrik dari 12 Volt menjadi 20 KiloVolt.
Sementara pada busi, kita akan melihat sebuah celah pada ujung busi. Celah itu memisahkan elektroda yang akan dialiri arus listrik dan masa atau ground.
Ketika listrik bertegangan tinggi itu melewati elektroda busi, maka listrik tersebut akan lompat ke masa karena memiliki muatan besar dan sifat listrik selalu mendekati masa. Sehingga terjadilah lompatan api pada busi. Selengkapnya, bisa disimak pada prinsip induksi elektromagnetik pada ignition coil.
Itulah sekilas tentang sistem pengapian pada kendaraan. Semoga bisa menambah wawasan tentang dunia otomotif kita.
Untuk mesin diesel, pembakaran terjadi karena suhu udara yang dikompresi sangat tinggi. Sementara untuk mesin bensin yang memiliki rasio kompresi lebih kecil, membutuhkan sebuah sistem untuk melakukan pembakaran. Sistem ini kita kenal dengan sistem pengapian.
Lantas apa sih sistem pengapian itu ? Bagaimana sistem pengapian bisa menimbulkan pembakaran didalam mesin ?
Sistem pengapian adalah sebuah rangkaian mekanikal dan elektrikal yang berfungsi menghasilkan percikan bunga api didalam silinder mesin saat akhir langkah kompresi.
Percikan api didalam silinder mesin diperoleh karena adanya lompatan energi listrik bertegangan tinggi yang diperoleh dari proses induksi elektromagnetik.
Macam Macam sistem pengapian
Sistem pengapian sendiri memiliki beberapa tipe antara lain ;
1. Sistem pengapian Konvensional
Sistem pengapian konvensional adalah sebuah rangkaian mekatronika yang menghasilkan percikan api melalui proses pemutusan arus. Ciri yang khas pada sistem pengapian konvensional yaitu platina sehingga banyak yang menyebutnya sistem pengapian platina.
Platina sendiri merupakan logam yang digunakan untuk memutuskan arus primer ignition coil. Untuk mengenal dan mengetahui cara kerja pengapian konvensional lebih lengkap, bisa baca Cara kerja sistem pengapian konvensional.
Kelebihan pengapian konvensional
- Konstruksi lebih mudah dipahami. Sehingga saat terjadi masalah, bukan perkara sulit untuk mengatasinya.
- Dapat disesuaikan (distel) sesuai kebutuhan dan keinginan untuk mendapatkan performa maksimal.
Kekurangan pengapian konvensional
- Perlu perawatan berkala, khususnya penyetelan platina agar performa tetap terjaga.
- Banyak komponen yang bergesekan sehingga menimbulkan aus dan umur pemakaian lebih cepat.
- Kurang stabil pada putaran tinggi.
2. Sistem pengapian Transistor
Sistem pengapian transistor pada prinsipnya sama dengan sistem pengapian konvensional namun pada tipe ini, platina sudah tidak digunakan. Sehingga banyak yang menyebutkan sistem ini dengan sistem pengapian elektronik.
Transistor akan menggantika fungsi platina pada pengapian jenis ini. Transistor sendiri merupakan komponen semi konduktor yang berfungsi sebagai saklar elektronik. Baca cara kerja pengapian transistor untuk lebih lengkap.
Kelebihan pengapian transistor
- Lebih awet dari pada pengapian konvensional karena tidak ada komponen platina.
- Tidak memerlukan penyetelan karena transistor akan bekerja secara elektronik tanpa penyetelan.
- Timing pengapian lebih tepat karena mengandalkan sensor.
Kekurangan pengapian Transistor
- Masih menggunakan distributor sehingga ada komponen yang bergesekan.
- Perlu keahlian khusus ketika terjadi kerusakan pada sistem ini.
3. Sistem pengapian DLI
Sistem pengapian DLI (Distributor less ignition) menjadi tipe pengapian yang populer digunakan saat ini. Prinsip pengapian DLI, sama dengan pengapian transistor melalui metode pemutusan arus. Namun tidak lagi dilengkapi komponen distributor.
Distributor pada sistem pengapian, berfungsi untuk membagikan listrik bertegangan tinggi dari output coil sekunder ke masing-masing busi sesuai FO (Firing Order) mesin.
Pada sistem pengapian DLI, distributor ditiadakan karena listrik dari coil sekunder langsung tersalur ke busi. Untuk itu, pada pengapian DLI umumnya menggunakan coil pack dimana setiap satu busi dilayani oleh satu coil. Simak cara kerja pengapian DLI untuk lebih jelas.
Kelebihan pengapian DLI
- Api yang dihasilkan lebih maksimal
- Stabil pada putaran tinggi
- Timing lebih tepat karena mengusung sistem ESA untuk pemajuan pengapian
- Hampir tidak memerlukan perawatan.
- Untuk urusan emisi, sistem DLI lebih ramah lingkungan.
Kekurangan pengapian DLI
- Walau hampir free maintenance, sistem ini memrlukan scanner khusus untuk melakukan pengecekan.
- Bila terjadi kerusakan, akan memakan biaya lebih mahal karena harga setiap komponen pada sistem DLI lebih mahal daripada pengapian biasa.
4. Sistem pengapian CDI
Untuk jenis pengapian keempat, lebih populer digunakan pada mesin silinder tunggal yang banyak diaplikasikan pada motor. Prinsip kerja CDI menggunakan metode penyimpanan arus pada capasitor untuk selanjutnya dilepaskan ke coil agar terjadi induksi elektromagnetik.
Pada jenis pengapian ini, capasitor menjadi komponen pilar. Capasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan arus listrik dalam kapasitas tegangan yang besar. Untuk mengenal lebih detail, simak cara kerja pengapian CDI pada mesin motor.
Kelebihan pengapian CDI
- Tegangan yang dihasilkan besar karena mengusung induksi langsung.
- Lebih awet karena tidak perlu melakukan penyetelan.
Kekurangan pengapian CDI
- Memiliki rangkaian lebih rumit.
- Seperti pengapian elektronik lain, sistem ini juga perlu penanganan ahli jika terjadi kerusakan.
Mengapa Busi bisa mengeluarkan api ?
Setelah membahas tentang jenis pengapian, maka pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa busi bisa mengeluarkan percikan api.
Kuncinya ada pada ignition coil. Didalam ignition coil akan terjadi proses induksi elektromagnetik yang menyebabkan kenaikan tegangan listrik dari 12 Volt menjadi 20 KiloVolt.
Sementara pada busi, kita akan melihat sebuah celah pada ujung busi. Celah itu memisahkan elektroda yang akan dialiri arus listrik dan masa atau ground.
Ketika listrik bertegangan tinggi itu melewati elektroda busi, maka listrik tersebut akan lompat ke masa karena memiliki muatan besar dan sifat listrik selalu mendekati masa. Sehingga terjadilah lompatan api pada busi. Selengkapnya, bisa disimak pada prinsip induksi elektromagnetik pada ignition coil.
Itulah sekilas tentang sistem pengapian pada kendaraan. Semoga bisa menambah wawasan tentang dunia otomotif kita.