8 Komponen Pada Distributor Mobil (Pengertian + Fungsinya)
Fungsi dan cara kerja distributor mobil - Salah satu komponen pada sistem pengapian mobil adalah distributor. Selain membagi tegangan sekunder, dalam satu unit distributor mobil memiliki banyak komponen yang memiliki fungsi tersendiri. Lantas apa fungsi dan cara kerja masing-masing bagian distributor pada pengapian mobil ? Simak artikel dibawah.
Sekilas tentang sistem pengapian
Sistem pengapian berfungsi untuk memproduksi percikan api pada busi untuk melakukan pembakaran mesin. Proses yang terjadi pada sistem pengapian adalah induksi elektromagnetik pada ignition coil, yang menghasilkan tegangan listrik hingga 20 KV.
Sistem pengapian memiliki beberapa jenis, macam-macam sistem pengapian pada kendaraan adalah ;
1. Sistem pengapian konvensional
2. Sistem pengapian elektronik
3. Sistem pengapian DLI
4. Sistem pengapian CDI
Untuk lebih detail mengenai cara kerja sistem pengapian, bisa simak artikel cara kerja sistem pengapian pada kendaraan.
Untuk komponen sendiri, setiap jenis sistem pengapian memiliki komponen yang berbeda. Salah satunya distributor, komponen distributor hanya ada pada sistem pengapian jenis konvensional dan semi transistor.
Hal ini karena cara kerja sistem pengapian konvensional masih menggunakan mekanikal pada platina. Sementara platina ada pada distributor. Sehingga unit distributor sangat diperlukan.
Selain itu sistem pengapian konvensional dan transistor masih memerlukan komponen untuk membagikan tegangan dari satu buah ignition coil menuju masing-masing busi. Sehingga distributor juga wajib dihadirkan.
Untuk mengenal komponen sistem pengapian secara umum dan lengkap, bisa simak nama komponen sistem pengapian beserta fungsinya.
Kali ini kita akan membahas komponen distributor pada pengapian mobil. Fungsi dan cara kerja distributor pada mobil adalah sebagai berikut.
1. Distributor Cap (Tutup Distributor)
Sesuai namanya, distributor cap berfungsi untuk menutup bagian distributor. Namun bukan itu fungsi utama distributor cap. Fungsi distributor cap adalah sebagai terminal yang terhubung dengan kabel busi dan kabel sekunder coil.
Tiap terminal pada tutup distributor akan bergesekan dengan rotor untuk menerima tegangan tinggi, dari terminal tersebut listrik disalurkan ke busi melalui kabel tegangan tinggi.
2. Rotor
Rotor berfungsi untuk menerima tegangan tinggi dari coil dan mendistribusikan tegangan tersebut ke masing-masing terminal pada distributor cap. Rotor memiliki konduktor yang terhubung dengan kabel sekunder ignition coil dan ujung lainya terbebas.
Cara kerja rotor yaitu dengan memanfaatkan putaran poros distributor. Saat poros distributor berputar, rotor juga ikut berputar. Putaran itu akan mendistribusikan listrik tegangan tinggi ke masing-masing busi.
3. Poros distributor
Poros distributor terletak di bagian tengah distributor. Fungsinya juga bermacam-macam. Dibagian bawah poros, terhubung dengan pompa oli yang terkoneksi dengan crankshaft mesin. Sehingga putaran poros dipengaruhi oleh putaran mesin.
Selain itu, poros ini juga memiliki sebuah cam atau nok yang berfungsi untuk menekan kaki platina agar terjadi pemutusan arus. Dibagian atas, poros terhubung dengan rotor yang akan mendistribusikan listril tegangan tinggi ke masing-masing busi.
4. Platina
Platina adalah sebuah komponen yang difungsikan sebagai saklar pada sistem pengapian konvensional. Dinamakan platina karena komponen ini memiliki contact point berbahan lohgam platina.
Fungsi dan cara kerja platina
Fungsi platina adalah untuk memutuskan arus primer coil untuk menghasilkan tegangan sekunder yang sangat tinggi melalui proses induksi.
Cara kerja platina cukup sederhana. Dalam keadaan normal, kontak platina dalam kondisi terhubung. Saat poros mulai berputar, cam yang tertempel pada poros akan menyentuh kaki platina. Hal itu menyebabkan kontak platina renggang sehingga arus terputus.
5. Capasitor
Saat kontak platina terputus, akan menimbulkan percikan di celah kontak tersebut. Tentu hal ini bisa berakibat pada hasil pengapian. Kapasitor atau kondensor adalah komponen elektronika yang dapat menyerap arus listrik.
Setelah kontak point, diletakan komponen kapasitor untuk menyerap percikan api yang terjadi. Sehingga proses pengapian dapat berlangsung secara maksimal.
6. Breaker plate
Breaker plate merupakan sebuah tatakan tempat platina diletakan. Komponen ini dapat digerakan untuk mengubah timing pengapian. Hal itu karena breaker plate terhubung dengan advancer yang berfungsi mengubah timing pengapian.
Saat breaker plate bergeser, menyebabkan posisi platina juga ikut bergeser. Hal itu berakibat timing pengapian yang lebih awal ataupun lebih lambat. Dikomponen ini pula penyetelan celah platina dilakukan.
7. Vacum advancer
Vacum advancer adalah komponen pada distributor yang berguna untuk memajukan dan memundurkan timing pengapian berdasarkan beban yang diterima mesin.
Fungsi dan cara kerja vacum advancer
Vacum advancer bekerja memanfaatkan tingkat kevakuman di intake manifold. Saat mesin menerima beban berat kaevakuman di intake manifold lebih kecil.
Kevakuman ini dihubungkan ke membran pada vacum advancer yang dapat bergerak sesuai kevakuman di intake manifold. Membran ini terhubung dengan batang yang terkoneksi dengan breaker plate, sehingga gerakan membran akan mempengaruhi posisi paltina.
8. Sentrifugal advancer
Sentrifugal advancer juga komponen yang berfungsi untuk mengubah timing pengapian, namun berdasarkan RPM mesin. Komponen ini terletak dibagian bawah breaker plate dengan dua buah pemberat.
Fungsi dan cara kerja sentrifugal advancer
Semakin tinggi putaran mesin, waktu pengapian juga perlu dimajukan agar dapat terjadi pembakaran yang lebih maksimal.
Sentrifugal advancer bekerja berdasarkan prinsip gaya sentrifugal yang memiliki moment semakin besar setiap putaran bertambah.
Saat poros berputar semakin cepat, pemberat akan semakin mengembang sesuai gaya sentrifugal. Pemberat yang mengembang akan menggeser breaker plate pada djstributor. Sehingga posisi platina juga berubah.
Itulah bahasan mengenai fungsi dan cara kerja komponen distributor pada mobil dan nama komponen distributor beserta fungsinya. Semoga dapat menambah wawasan kita.
Sekilas tentang sistem pengapian
Sistem pengapian berfungsi untuk memproduksi percikan api pada busi untuk melakukan pembakaran mesin. Proses yang terjadi pada sistem pengapian adalah induksi elektromagnetik pada ignition coil, yang menghasilkan tegangan listrik hingga 20 KV.
Sistem pengapian memiliki beberapa jenis, macam-macam sistem pengapian pada kendaraan adalah ;
1. Sistem pengapian konvensional
2. Sistem pengapian elektronik
3. Sistem pengapian DLI
4. Sistem pengapian CDI
Untuk lebih detail mengenai cara kerja sistem pengapian, bisa simak artikel cara kerja sistem pengapian pada kendaraan.
Untuk komponen sendiri, setiap jenis sistem pengapian memiliki komponen yang berbeda. Salah satunya distributor, komponen distributor hanya ada pada sistem pengapian jenis konvensional dan semi transistor.
Hal ini karena cara kerja sistem pengapian konvensional masih menggunakan mekanikal pada platina. Sementara platina ada pada distributor. Sehingga unit distributor sangat diperlukan.
Selain itu sistem pengapian konvensional dan transistor masih memerlukan komponen untuk membagikan tegangan dari satu buah ignition coil menuju masing-masing busi. Sehingga distributor juga wajib dihadirkan.
Komponen distributor beserta fungsinya.
Untuk mengenal komponen sistem pengapian secara umum dan lengkap, bisa simak nama komponen sistem pengapian beserta fungsinya.
Kali ini kita akan membahas komponen distributor pada pengapian mobil. Fungsi dan cara kerja distributor pada mobil adalah sebagai berikut.
1. Distributor Cap (Tutup Distributor)
Sesuai namanya, distributor cap berfungsi untuk menutup bagian distributor. Namun bukan itu fungsi utama distributor cap. Fungsi distributor cap adalah sebagai terminal yang terhubung dengan kabel busi dan kabel sekunder coil.
Tiap terminal pada tutup distributor akan bergesekan dengan rotor untuk menerima tegangan tinggi, dari terminal tersebut listrik disalurkan ke busi melalui kabel tegangan tinggi.
2. Rotor
Rotor berfungsi untuk menerima tegangan tinggi dari coil dan mendistribusikan tegangan tersebut ke masing-masing terminal pada distributor cap. Rotor memiliki konduktor yang terhubung dengan kabel sekunder ignition coil dan ujung lainya terbebas.
Cara kerja rotor yaitu dengan memanfaatkan putaran poros distributor. Saat poros distributor berputar, rotor juga ikut berputar. Putaran itu akan mendistribusikan listrik tegangan tinggi ke masing-masing busi.
3. Poros distributor
Poros distributor terletak di bagian tengah distributor. Fungsinya juga bermacam-macam. Dibagian bawah poros, terhubung dengan pompa oli yang terkoneksi dengan crankshaft mesin. Sehingga putaran poros dipengaruhi oleh putaran mesin.
Selain itu, poros ini juga memiliki sebuah cam atau nok yang berfungsi untuk menekan kaki platina agar terjadi pemutusan arus. Dibagian atas, poros terhubung dengan rotor yang akan mendistribusikan listril tegangan tinggi ke masing-masing busi.
4. Platina
Platina adalah sebuah komponen yang difungsikan sebagai saklar pada sistem pengapian konvensional. Dinamakan platina karena komponen ini memiliki contact point berbahan lohgam platina.
Fungsi dan cara kerja platina
Fungsi platina adalah untuk memutuskan arus primer coil untuk menghasilkan tegangan sekunder yang sangat tinggi melalui proses induksi.
Cara kerja platina cukup sederhana. Dalam keadaan normal, kontak platina dalam kondisi terhubung. Saat poros mulai berputar, cam yang tertempel pada poros akan menyentuh kaki platina. Hal itu menyebabkan kontak platina renggang sehingga arus terputus.
5. Capasitor
Saat kontak platina terputus, akan menimbulkan percikan di celah kontak tersebut. Tentu hal ini bisa berakibat pada hasil pengapian. Kapasitor atau kondensor adalah komponen elektronika yang dapat menyerap arus listrik.
Setelah kontak point, diletakan komponen kapasitor untuk menyerap percikan api yang terjadi. Sehingga proses pengapian dapat berlangsung secara maksimal.
6. Breaker plate
Breaker plate merupakan sebuah tatakan tempat platina diletakan. Komponen ini dapat digerakan untuk mengubah timing pengapian. Hal itu karena breaker plate terhubung dengan advancer yang berfungsi mengubah timing pengapian.
Saat breaker plate bergeser, menyebabkan posisi platina juga ikut bergeser. Hal itu berakibat timing pengapian yang lebih awal ataupun lebih lambat. Dikomponen ini pula penyetelan celah platina dilakukan.
7. Vacum advancer
Vacum advancer adalah komponen pada distributor yang berguna untuk memajukan dan memundurkan timing pengapian berdasarkan beban yang diterima mesin.
Fungsi dan cara kerja vacum advancer
Vacum advancer bekerja memanfaatkan tingkat kevakuman di intake manifold. Saat mesin menerima beban berat kaevakuman di intake manifold lebih kecil.
Kevakuman ini dihubungkan ke membran pada vacum advancer yang dapat bergerak sesuai kevakuman di intake manifold. Membran ini terhubung dengan batang yang terkoneksi dengan breaker plate, sehingga gerakan membran akan mempengaruhi posisi paltina.
8. Sentrifugal advancer
Sentrifugal advancer juga komponen yang berfungsi untuk mengubah timing pengapian, namun berdasarkan RPM mesin. Komponen ini terletak dibagian bawah breaker plate dengan dua buah pemberat.
Fungsi dan cara kerja sentrifugal advancer
Semakin tinggi putaran mesin, waktu pengapian juga perlu dimajukan agar dapat terjadi pembakaran yang lebih maksimal.
Sentrifugal advancer bekerja berdasarkan prinsip gaya sentrifugal yang memiliki moment semakin besar setiap putaran bertambah.
Saat poros berputar semakin cepat, pemberat akan semakin mengembang sesuai gaya sentrifugal. Pemberat yang mengembang akan menggeser breaker plate pada djstributor. Sehingga posisi platina juga berubah.
Itulah bahasan mengenai fungsi dan cara kerja komponen distributor pada mobil dan nama komponen distributor beserta fungsinya. Semoga dapat menambah wawasan kita.